Malam hari ini (Sabtu, 29/10/2022) adalah pertemuan ke-3 mata kuliah PPKN Program Studi Administrasi Pemerintahan Daerah Fakultas Manajemen Pemerintahan Universitas Muslim Buton dengan jumlah mahasiswa yang hadir sebanyak 5 orang terdiri atas La Ode Moko, Iin Angelia A, La Ode Ramelan, Putri Apit, dan Nur Ainun Adha ditambah dengan 2 orang dosen pembina mata kuliah yaitu Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si dan La Ode Zulfikar Hibali, S.IP., M.Si, diskusi dimulai pada pukul 19.45 Wita yang dibuka oleh La Ode Zulfikar sebagai pengarah diskusi.
Judul yang dibahas adalah “Semangat Nasionalisme di Indonesia” dibawakan oleh saudara La Ode Moko, judul ini dipilih untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh tanggal 28 Oktober 2022, tentunya semangat pemuda merupakan salah satu pelopor perjuangan revolusi di Indonesia baik revolusi kemerdekaan tahun 1945 yang diprakarsai oleh semangat dan darah juang para pemuda dengan mengajak generasi tua untuk mendeklarasikan hari kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah serta revolusi demokrasi atas jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto tahun 1998 akibat demontrasi besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia dan Jakarta sebagai episentrum perjuangan para pemuda melawan tirani kekuasaan orde baru.
Saudara La Ode Moko berani mempresentasikan isi makalah tanpa membaca teks, dan cukup memahami maksud dari makalah yang telah disusunnya, selama kurang lebih 30 menit diberikan kepada Saudara La Ode Moko untuk menjelaskan satu persatu kandungan makalahnya mulai dari terminology kata “Nasionalisme” berasal dari kata "Nation" artinya bangsa, sedangkan nasionalisme artinya semangat kebangsaan dan loyalitas yang tinggi terhadap bangsa dan negara, Moko juga menjelaskan tentang sejarah yang melatarbelakangi lahirnya nasionalisme yang didukung oleh faktor internal dan ekternal.
Faktor internal seperti adanya kenangan kejayaan masa lalu seperti kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, munculnya gerakan cendekiawan atau kaum terpelajar dari organisasi Budi Utomo sebagai organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo dan para mahasiswa School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta. Sedangkan faktor eksternal yang melahirkan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia yaitu adanya kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 dimana negara Jepang dianggap sebagai negara kecil dibandingkan Rusia yang dikenal sebagai negara besar dan adikuasa pada masanya serta bangkitnya rasa nasionalisme di negara-negara lain seperti di India atas bangkitnya All Indian National Congre tahun 1885 merupakan majelis tempat para wakil rakyat India berjuang mendapatkan kemerdekaan dari tangan Negara Inggris yang diprakarsai oleh Mahatma Gandhi sebagai Bapak Kemerdekaan India, di China gerakan nasionalisme dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen yang memperjuangkan Republik China sebagai negara nasional China yang berhasil menggulingkan pemerintahan Dinasti Manchu yang dikenal sebagai dinasti bangsa asing, para pejabatnya berperilaku korup sehingga memperlemah sistem pemerintahan.
Setelah saudara La Ode Moko membawakan materinya, dilanjutkan dengan diskusi atau tanya jawab yang langsung dipandu oleh La Ode Zulfikar Hibali, S.IP., M.Si. Didalam diskusi tersebut terdapat 4 pertanyaan dari masing-masing peserta diskusi yaitu:
1. Iin Angelia A menanyakan: Apa yang menyebabkan nasionalisme di masa sekarang menurun ?
2. La Ode Ramelan : Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh negara dalam memperkuat nasionalisme ?
3. Putri Apit : Bagaimana menumbuhkan nasionalisme di era globalisasi?
4. Nur Ainun Adha : Apa langkah-langkah yang dilakukan oleh Negara bagi generasi milenial untuk meningkatkan sikap nasionalisme ?
Oleh La Ode Moko memberikan jawaban sebagai berikut:
Jawaban nomor 1 yaitu penyebab nasionalisme di masa sekarang menurun karena minimnya pemahaman generai muda tentang wawasan kebangsaan utamanya sejarah kemerdekaan negara Indonesia, munculnya konflik yang mengatasnamakan “Agama” serta penyebaran hoaks atau berita bohong di media sosial secara massif.
Jawaban nomor 2 dan 3 yaitu harus ada ide-ide kreatif yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, memperbanyak tontonan film nasionalisme sebagai upaya mengingatkan perjuangan para pahlawan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia dari tangan penjajah Belanda dan Jepang.
Jawaban nomor 4 yaitu dengan menegakan hukum / peraturan perundang-undangan tanpa pandang bulu sehingga dapat melahirkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia serta menghindari praktek-praktek korupsi di kalangan para pejabat.
Proses diskusi berlangsung selama kurang lebih 60 menit dan dilanjutkan dengan pengarahan dari Darmin Hasirun serta La Ode Zulfikar dalam memberikan pandangan terhadap penampilan diskusi malam ini yang secara umum berlangsung dengan lancar dan khidmat, meskipun mendapatkan catatan – catatan yang harus diperbaiki pada diskusi selanjutnya seperti perlunya peningkatan keaktifan peserta diskusi dalam memberikan tanggapan terhadap jawaban dari pemateri sehingga tidak terkesan monoton dan pasif dalam diskusi, memberikan pandangan pro atau kontra terhadap jawaban yang ditanggapi, serta memperbanyak membaca literatur terkait dengan materi yang akan ditampilkan agar wawasan dan penguasaan materi lebih komprehensif dan holistik.
Pertemuan berakhir pada pukul 21.30 Wita dengan hasil yang cukup memuaskan apalagi penampilan saudara La Ode Moko dapat memberikan contoh dan inspirasi bagi rekan mahasiswa lainnya sehingga kedepannya akan tampil lebih maksimal lagi.
Komentar
Posting Komentar