Langsung ke konten utama

PENGENDALI AWAN, PAWANG HUJAN VERSUS BMKG

 

Hebohnya nama Mba Rara di media sosial yang dikenal sebagai pawang hujan atas klaim keberhasilannya memindahkan awan pekat ke tempat lain sehingga hujan deras bisa dihentikan di kawasan Sirkuit Internasional Mandalika Lombok Tengah NTB, yang lebih menggemparkan lagi para pembalab, kru motoGP, para penonton sampai TV luar negeri menyaksikan atraksi paranormal yang tidak lumrah, yaitu sang pawang hujan berkeliling di lintasan sirkuit balap motoGP Mandalika sambil memegang mangkuk metal berwarna kuning keemasan yang biasa disebut singing bowl (Genta Tibet) mangkuk dengan bunyi khas yang konon dipercaya dapat mendatangkan arwah untuk melakukan interaksi antara manusia dengan mahluk ghaib.

Terlihat diraut muka Mba Rara sangat serius dan penuh percaya diri berjalan kaki sambil membunyikan mangkuk dengan komat-kamit bibirnya membaca mantra yang diyakini dapat mengendalikan awan, alhasil selang beberapa menit hujan deras mulai redah, dan Rara Istiati Wulandari alias Mba Rara berubah raut mukanya dengan gembira karena dia yakin bahwa hujan telah dikendalikan, suara sorak-sorak meneriakan dukungan dan cemohan berkicau dan bersahut-sahutan, ada yang menganggap tindakan tersebut adalah konyol dan lucu dan ada pula yang mempercayai sebagai bentuk manifestasi ritual batin sang pawang.

Hampir semua media nasional menyiarkan berita yang cukup menggemparkan itu hingga menutupi berita keseruan balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika, pro kontra mewarnai komentar para nitizen karena dianggap menerobos standar prosedur operasional balapan internasional.

Melihat pemberitaan pawang hujan yang viral, pihak BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika) tidak tinggal diam, mereka meyakini bahwa berhentinya hujan bukan karena kemampuan pawang hujan, tetapi proses alamiah, tanpa pawang hujanpun hujan akan berhenti pada waktunya, artinya tidak ada yang spesial dengan kondisi hujan di sirkuit motoGP Mandalika, bahkan pihak BMKG memberikan dalil ilmiah yang diyakini sebagai proses siklus hujan. BMKG merupakan lembaga negara yang mempunyai otoritas legal dalam meramalkan cuaca di suatu wilayah bahkan lembaga ini mempunyai metode ilmiah dalam mengendalikan cuaca setempat.

Opini yang berseliuran antara klaim Mba Rara dan pihak BMKG menghasilkan pertarungan pendapat tidak terelekan di jagat maya, bahkan sampai ada anggota DPR RI sempat berceloteh dengan mengatakan bahwa “ada perempuan menahan hujan luar biasa mengalahkan professor di BMKG”. Ucap Tamanuri anggota Komisi V Fraksi Partai Nasdem dalam agenda RDP di ruang komisi V.

Saya sendiri mempunyai pandangan berbeda dengan Mba Rara dan pihak BMKG bahwa kejadian alam adalah sunnatullah, yang bisa terjadi atas izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak ada satupun kejadian di alam dunia ini tanpa ridho-Nya bahkan daun yang jatuh di tanah adalah kehendak dari Tuhan Rabb Semesta Alam.

So, baik pendapat Mba Rara maupun professor di BMKG merupakan partikel terkecil yang sebenarnya tidak berpengaruh terhadap singgana kekuasaan Tuhan yang mengendalikan seluruh semesta alam tanpa batas dan ketergantungan pada apapun, sedangkan mahluk hanyalah seperti butir debu yang tidak bernilai harganya tanpa rahmat-Nya, maka akhirilah semua perbedaan pendapat tersebut karena hanya satu yang menjadi sebab musababnya yaitu Kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis, Darmin Hasirun 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...