UMU Buton, 18 Agustus 2025. Perjuangan panjang mahasiswa Universitas Muslim Buton (UMU Buton) akhirnya terbayar. Setelah menempuh perjalanan melelahkan selama 11 jam dalam Lomba Baris-Berbaris tingkat Kota Baubau, tim UMU Buton berhasil meraih Juara 2 pada ajang yang digelar Selasa (12/8/2025).
Sejak start pukul 10.00 WITA hingga mencapai garis finis sekitar pukul 21.00 WITA, pasukan UMU Buton menunjukkan daya tahan luar biasa. Meski banyak peserta yang nyaris tumbang karena panas, haus, lelah, hingga gangguan kesehatan, mereka tetap bertahan hingga langkah terakhir.
“Juara ini bukan hanya soal piala, tetapi tentang tekad pantang menyerah. Mereka sudah menunjukkan semangat luar biasa,” ungkap Bang Darmin Hasirun sebagai salah satu pelatih yang mendampingi.
Beberapa momen dramatis terjadi sepanjang perjalanan. Ada mahasiswa yang sempat dibawa ke tim medis karena kelelahan tetapi kembali bangkit dan bergabung dalam barisan. Ada pula yang tetap melangkah meski kakinya terluka hingga harus melepas sepatu. Bahkan, seorang peserta sempat terbaring karena tubuh sudah kelelahan, namun tetap menolak keluar dari barisan hingga mencapai garis finis tanpa kekurangan jumlah pasukan.
Dukungan penuh juga diberikan tim pendamping mahasiswa di antaranya Pak Rahman Daud (Biro Akademik dan Kemahasiswaan UMU Buton), Arini selaku Ketua Presma UMU Buton, Surya (mahasiswa PGSD), dan sejumlah dosen lainnya. Mereka menyiapkan makanan, minuman, serta obat-obatan darurat demi menjaga stamina peserta. Nasi kuning, roti, hingga onde-onde menjadi “nutrisi dan vitamin” di tengah perjalanan panjang yang penuh tekanan fisik dan mental.
Lomba Baris-Berbaris Kota Baubau 2025 diikuti oleh berbagai organisasi, sekolah, dan perguruan tinggi. Ajang tahunan ini dikenal sebagai salah satu kompetisi tahunan sekaligus paling berat di Kota Baubau sejak pertama kali mendapatkan hak otonomi daerah pada 2001. Tahun ini, teriknya matahari siang yang mencapai sekitar 34 derajat Celsius ditambah jarak tempuh yang panjang membuat banyak peserta dari organisasi lain tumbang sebelum garis finish.
Pasukan UMU Buton tampil berbeda. Meski bukan favorit, mereka mampu menunjukkan disiplin, kekompakan, dan daya juang tinggi hingga akhirnya mengamankan posisi Juara 2.
Walaupun tidak keluar sebagai juara pertama, pencapaian UMU Buton mendapat apresiasi dari banyak pihak. Bagi mereka, Juara 2 bukan sekadar angka di papan hasil lomba, tetapi bukti nyata keteguhan hati dan semangat pantang menyerah.
“Mahasiswa kita ini sudah membuktikan bahwa juara sejati bukan hanya yang berdiri di podium tertinggi, melainkan mereka yang mampu bertahan sampai langkah terakhir,” tambah Rahman Daud salah satu dosen pendamping.
Dengan semangat yang mereka tunjukkan, UMU Buton tidak hanya membawa pulang piala Juara 2, tetapi juga membawa pulang cerita perjuangan yang akan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Komentar
Posting Komentar