Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muslim Buton mengadakan kegiatan seminar Pertanian dan Peternakan dengan tema “Tantangan dan Peluang Membangkitkan Era Emas Pertanian Berkelanjutan” yang diadakan di Hotel Mira Kota Baubau pada hari Kamis, tanggal 11 Februari 2021, mulai pukul 09.00 – 14.00 WIB.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia oleh saudara Nanda Fisga Giansha (mahasiswa Prodi Agroteknologi), setelah itu sambutan dari Ketua BEM FAPERTA UMU Buton (Irma), kemudian sambutan sekaligus membuka acara oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Arief Budianto Gavoer, S.IP.,MH. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Civitas Akademika Universitas Muslim Buton, tokoh masyarakat, pengusaha dan perwakilan para petani Se-Kota Baubau.
Di dalam kegiatan ini menghadirkan para pemateri yang berkompeten di
bidangnya diantaranya:
Kepala Dinas Pertanian Kota Baubau yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, beliau membahas “Kebijakan Dinas Pertanian Kota Baubau”, dengan mengulas tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kota Baubau, serta rencana pengembangan usaha peternakan di Pulau Makasar yang akan diberi nama Pulau Itik, hal ini dilakukan karena Pulau Makasar mempunyai potensi lahan dan alam serta dukungan masyarakat setempat yang akan memajukan pengembangbiakan ternak itik, disamping itu Pemerintah Kota Baubau melalui Dinas Pertanian telah menentukan setral produksi holtikultura di Kecamatan Sorawolio yang memungkinkan untuk budidaya pertanian, pembukaan kerjasama dengan Negara Jepang dalam hal pelaksanaan program magang yang berpotensi memajukan usaha-usaha pertanian dan peternakan di Kota Baubau, terakhir beliau mengatakan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mesti bergantung menjadi PNS tetapi harus bisa menjadi pengusaha utamanya di bidang pertanian dan peternakan.
Begipula dengan pemarapan dari Pengusaha Porang (H.Hardiman,ST.,M.Si), dengan materi berjudul “Tantangan dan Peluang Tanaman Porang Dalam Pertanian Berkelanjutan” menjelaskan tren perkembangan tanaman porang yang banyak dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri kosmetik, pengental, lem, dan campuran makanan. Bahkan di Negara Jepang banyak memanfaatkannya untuk membuat mie ramen yang dijual di pasar-pasar online. Usaha budidaya porang ternyata belum lama digelutinya sejak masa pandemik Covid-19, beliau yang awalnya bekerja di bidang teknik bangunan mengalami kemandekan pekerjaan karena banyak proyek-proyek bangunan yang terhenti, akhirnya beliau harus mencari aktivitas lain, dan didapatlah budidaya porang, alhasil ternyata usaha ini mempunyai potensi yang jauh lebih menguntungkan jika diolah dengan maksimal, olehnya itu upaya membudidayakan tanaman porang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan beliau juga mempunyai harapan yang sama dengan para pemateri lainnya bahwa tamatan perguruan tinggi tidak lagi berharap menjadi PNS tetapi mencoba membuka usaha salah satunya usaha tanaman porang.
Raja Telur (Mr. John Park) dengan materi berjudul “Pengelolan Pasar Dalam Bidang Peternakan di Era Peternakan Berkelanjutan”. Beliau banyak menjelaskan tentang pengalamannya membuka usaha peternakan ayam, yang dimana 30 tahun silam baru menginjakan kaki di Indonesia dan kurang lebih 10 tahun tinggal di Kota Baubau, tetapi hampir seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah dijelajahinya. Pekerjaannya sebagai peternak ternyata jauh beda dengan keilmuan yang dimilikinya bidang Teknologi Informasi, hal ini tidaklah menyurutkan semangatnya mencari tahu tentang budidaya ternak ayam mulai dari membuka internet sampai membaca beberapa buku literatur terkait dengan peternakan ayam, kini beliau sudah jaya dengan usaha peternakannya.
Ketua UKM Kota Baubau (Asdin,S.TP) yang membahas tentang “Upaya Pengembangan Hasil Produksi Industri Pertanian dan Peternakan”, beliau menjelaskan tentang pertanian berkelanjutan yang dapat menghasilkan pangan sehat bagi konsumen, ternak, tidak berbahaya bagi lingkungan, aman bagi pekerja, menyediakan upah yang wajar bagi petani dan buruh serta mensejahterakan masyarakat. Olehnya itu pertanian berkelanjutan perlulah modal sosial secara produktif dengan menyediakan kapasitas orang untuk bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama, seperti pengelolaan irigasi, daerah aliran sungai, kredit bagi para petani dan lain sebagainya.
Selama kegiatan, acara berlangsung tertib dan aman, para peserta kegiatan
menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini dilakukan untuk
menjaga keamanan dan kenyamanan kepada semua peserta undangan, dan para pemateri
selama berlansungnya kegiatan.
Komentar
Posting Komentar