Teringat
dengan saudara kita seiman dan seagama yang mempunyai cita-cita luhur di mata
Illahi yaitu menegakan syariat islam dan memberantas kejahatan di muka bumi
ini. Dalam perspektif agama, niatan yang baik sudah dicatat sebagai amal baik,
tetapi cara yang mereka tempuh dengan menciptakan teror di mata masyarakat
menjadikan niatan baiknya tercoreng hanya karena perbuatan salah. Jikalau tidak
suka pada seseorang atau sekelompok orang akibat kebobrokan aturan ataupun kelalaian
terhadap tanggungjawabnya, maka upaya penyelesaikan dengan cara yang baik harus
dilakukan sesuai aturan bernegara.
Inilah
yang membedakan kita dengan para terorisme berjubah agama yang melampiaskan kekesalannya
kepada penguasa zholim atau sekelompok orang tidak bermoral dengan cara teror yang
membuat masyarakat lain tidak tenang. Kita adalah manusia beragama dan berbudaya
yang hidup damai dan toleran terhadap sesama manusia, tentu harus menempuh
jalan agamais dan beradab.
Ambisi
mendapatkan kekuasaan demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di
negeri ini haruslah menjadi spirit karena inilah nilai luhur dari politik
bernegara, tetapi ambisi yang ada janganlah dilakukan dengan cara-cara yang
membuat rakyat jadi resah, gelisah, dan gunda gulana.
Esensi
hidup bernegara adalah agar kita hidup teratur dan damai dalam suatu wilayah
dengan aturan yang telah disepakati dan disahkan oleh negara, ada hak diri
sendiri dan ada hak orang lain, hak diri sendiri atau kelompok tidak boleh
mengganggu hak orang lain atau kelompok lain yang tidak berdosa.
Banyak
jalan menuju roma, banyak cara menuju kebaikan. Upaya menuju tatanan masyarakat
sejahtera bukan hanya cita-cita sekelompok orang saja tetapi merupakan
cita-cita bersama, siapa sih yang tidak mau ingin hidup damai?..siapa sih yang
tidak ingin mendapatkan kebenaran? Pada dasarnya inilah kebutuhan semua rakyat,
semua ada jalannya dan semua ada caranya dengan prinsip-prinsip kebaikan.
Orang
lain boleh melakukan kejahatan tetapi kita tidak boleh ikut-ikutan terjun ke lembah
kesesatan, orang lain boleh mempermainkan aturan tetapi kita harus berjalan di
atas rel kebenaran, orang lain boleh menginjak-injak adab tetapi kita harus
menjunjung tinggi adab yang baik.
Nabi
Musa selalu mengingatkan Firaun yang bengis dan tidak percaya adanya Tuhan dengan
nasihat-nasihat baik, lebih-lebih kita sedarah, setanah air, dan seagama harus mengingatkan
dengan cara yang lebih baik pula. Agama mengajarkan tunaikanlah niat baik
dengan jalan yang benar seperti jalannya orang-orang beriman sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar