Langsung ke konten utama

SPORTIVITAS PARA PETARUNG DI PILKADA *Darmin Hasirun*



Setelah proses pendaftaran para calon kepala daerah selesai, maka tahapan berikutnya melakukan pemeriksaaan kesehatan, setiap harinya mereka jalani tahapan demi tahapan sampai pada hari pengumuman lolos tidaknya sebagai pasangan calon kepala daerah tahun 2017. Babak baru telah dimulai, para calon tidak berdiam diri menunggu hari pengumuman tersebut karena dalam benak mereka pasti akan lolos menjadi kandidat.

“Sambil berenung minum air”, inilah ungkapan untuk menggambarkan kegiatan para calon yang terus menerus melakukan sosialisasi memperkenalkan diri mereka kepada masyarakat sambil menunggu detik-detik pengumuman, tidak terlihat wajah pesimis pada raut mukanya, optimis tetap dipegang sebagai prinsip kemenangan. Wajah-wajah para calon mengingatkan saya pada pemain bulu tangkis ganda yang selalu yakin dengan kekuatan tim untuk mengalahkan lawannya.

Jikalau kita melihat pertandingan bulu tangkis, akan terbayang situasi dimana mereka saling berhadapan di tempat yang sama, saling berlawanan, dan berusaha mendapatkan poin tertinggi untuk menjadi yang terbaik dalam pertandingan. Tidak ada dendam dalam diri mereka meskipun bersaing ketat, head to head saling bertarung memperebutkan juara karena dalam benaknya berkata bahwa orang yang akan dihadapi adalah lawan yang harus dikalahkan bukan musuh yang harus benci.

Inilah yang melatar belakangi tulisan ini disusun, untuk memberikan pendidikan politik bahwa konteks Pilkada merupakan pertarungan memperebutkan dukungan rakyat, siapa yang paling banyak mendapatkan simpati dari rakyat maka dialah pemenangannya. Sama halnya dengan para pemain bulu tangkis ganda yang saling bekerjasama menyusun strategi dan kerjasama tim sebagai kekuatan agar bisa mengalahkan lawannya. Begitupula dengan para pasangan calon kepala daerah harusnya bisa mengambil contoh pada pertandingan bulu tangkis yang berjalan secara sportif dan menyenangkan sehingga tidak perlu menciderai lawannya dengan melakukan pelanggaran aturan atau mencaci maki lawannya karena perilaku ini tidak relevan dengan prinsip sportifitas dalam setiap pertandingan.

Silahkan melakukan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat dengan berbagai strategi pemasaran politik, entah menggunakan media eletronik seperti televisi, radio, internet (media sosial dan youtube) atau sejenisnya, media cetak seperti koran, buletin, spanduk, stiker dan lain-lain. Kampanyepun bisa dilakukan doar to doar (dari rumah ke rumah) untuk membuktikan bahwa mereka dekat dengan rakyat dan mendengarkan aspirasinya.

Cara yang sehat dan bermartabat dalam pertandingan akan menciptakan persaingan yang terhormat artinya para peserta saling berlawanan dengan menjunjung tinggi aturan main yang sudah berlaku. Oleh karena itu anggaplah kubu lain sebagai lawan yang harus dikalahkan bukan musuh yang dibenci. Lawan adalah hal normal dalam setiap kontes sedangkan musuh selalu dianggap bahwa kubu lain sebagai ancaman berbahaya bagi dirinya atau golongannya sehingga memunculkan perilaku fitnah, black campaign, tidak terpuji dan tidak manusiawi.

Sebagai petarung sejati dan publik figur, tentunya harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat tentang cara mengalahkan lawan dengan taktik dan strategi yang elegan. Sangat tidak mendidik jikalau para kandidat bermain curang dalam pertandingan dengan menghalalkan segala cara seperti yang dikatakan oleh Niccolo Machiavelli dalam bukunya The Principe (Sang Pangeran) mengatakan bahwa politik menguraikan tindakan yang bisa atau perlu dilakukan seseorang untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Nama beliau, kemudian diasosialisasi dengan hal yang buruk, menghalalkan cara untuk mencapai tujuan (Wikipedia, 9 Oktober 2016 pukul 17.09 wita).

Cara-cara dengan menghalalkan apapun untuk mendapatkan jabatan kepala daerah terlihat pada saat proses memperebutkan kursi partai sebagai syarat parlement threshold (ambang batang parlemen), cara yang dipakai layaknya sedang bermain judi, saya meminjam istilah “Qiu-Qiu” merupakan salah satu jenis permainan judi menggunakan kartu untuk mendapatkan keuntungan dari kemenangan yang diraihnya. Saling tindis menindis jumlah harga yang harus dibayar oleh calon kepala daerah hingga mendapatkan angka nominal tertinggi, siapa yang paling tinggi nominal uangnya, maka dialah pemenangannya. Hukum permintaan dan penawaran kerapkali terjadi untuk mendapatkan dukungan partai politik, siapa yang pintar menawar dan melakukan permintaan maka mereka akan berpeluang mendapatkan “golden tiket” untuk masuk dalam gelanggang Pilkada. Belum berhenti disitu, kecurangan terus dilakukan sampai membeli suara rakyat seharga Rp.50.000 sampai ratusan ribu rupiah/kepala, tergantung besaran dukungan dan pengaruhnya di masyarakat. Inilah cara-cara tidak sportif dan tidak beradab dalam permainan politik, mereka menganggap berpolitik dianggap permainan judi yang dilegalkan atau judi untuk mengejar keuntungan pribadi. Maka disinilah letak kesalahan menginterpretasikan makna konteks politik pemilihan kepala daerah.

Kubu lain tidak lagi dianggap sebagai lawan yang perlu dikalahkan secara terhormat, tetapi sudah dianggap musuh yang perlu tumbangkan. Bahkan yang lebih fatalnya lagi tindakan-tindakan pengancaman, penekanan, dan intimidasi lainnya menjadi halal digunakan agar nyali musuh menciut saat menghadang pihak yang mengintimidasi tersebut.

Permainan kotor seperti bermain di tengah lumpur, menjadikan para calon harus merelakan diri, mau tidak mau, suka tidak suka harus masuk dalam permainan kotor demi meraih kemenangan sehingga banyak orang menilai bahwa politik praktis sangat jauh berbeda dengan politik teoritis yang mengajarkan tentang aturan berpolitik baik, sopan, dan beretika tidak terpakai saat pelaksanaan di lapangan. Sungguh sangat menyedihkan, para pemain politik seakan bermain bebas tanpa mengenal Tuhannya, terkesan agama adalah agama, politik adalah politik yang tidak boleh tercampur karena akan menimbulkan noda dalam agama. Inilah pemikiran sekuler yang memisahkan urusan agama dan urusan duniawi.

Para kandidat yang ingin menjadi juara di politik daerah maupun nasional tentunya harus memperhatikan aturan-aturan bernegara yang baik sehingga rakyat bisa menyaksikan permainan para kandidat seperti bermain bulu tangkis ganda, saling bekerjasama membentuk tim dan kekompokan dengan menonjolkan kekuatan dan strategi sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Negara menciptakan pesta demokrasi ini setiap lima tahun sekali, bukan untuk mengajarkan para kandidat dan masyarakat pendukung kandidat saling bermusuhan atau saling bertikai hanya karena ingin menang sendiri. Pemilihan kepala daerah bertujuan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin daerah berkualitas yang dipilih dari rakyat, oleh rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat pula. Oleh karena itu pada saat mereka kalah dalam pertandingan bukanlah memunculkan reaksi dendam dan tidak mengakui kekalahannya, sungguh dia bukanlah pemain kesatria yang hanya siap menang tetapi tidak siap kalah.

Selesainya pemilihan dan pengumuman pemenang maka selesai pula permainan, ketika sang juri meniup pluit sebagai tanda berakhirnya pertandingan, setelah para kandidat saling merangkul dan bekerjasama membangunan negeri, inilah tanda orang yang berpolitik dengan lawan yang sportif, bukan mencari-cari musuh hingga menimbulkan kekecewaan dan kesengsaraan rakyat di daerah.

Menjaga sportivitas para pemain (pasangan calon kepala daerah), pemberi tiket (Elit Partai) dan wasit (KPUD) akan lebih elok di pandang mata meski dalam kondisi tegang tetapi masyarakat masih menaruh harapan tinggi terhadap perubahan besar dari pemimpin yang lahir murni di tangan rakyat, tangan yang tidak ternodai oleh perbuatan kotor, tangan yang selalu terjaga kesuciannya dari politik uang, dan tangan yang selalu merangkul satu dengan lainnya.

Para kandidat yang bermain dengan cara–cara konstitusional akan menjadi juara idaman masyarakat, sebaliknya rasa marah atau dendam pada kubu lain menandakan sifat egoisme dirinya terhadap kekuasaan, mereka harusnya mempunyai niatan ikhlas untuk kepentingan seluruh masyarakat dengan menganggap semua yang menang dan kalah hanyalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kesempatan itu akan menjadi beban tanggungjawab berat di kemudian hari.

Tidak ada permainan yang lebih indah selain bermain secara sportif, tidak ada permainan yang lebih gagah selain bermain secara kesatria, dan tidak ada permainan yang lebih bernilai selain bermain secara beradab. Politik bukan mencari siapa yang menang dan kalah, politik mencari siapa yang dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan kekuasaannya, seperti yang diungkapkan oleh Aristoteles bahwa politik merupakan usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Trim’s.
PANTAI WABOKEO, PULAU BATUATAS


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...