Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam menunjang perekonomian di Indonesia karena banyaknya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai varietas tanaman, ketersediaan sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertanian dimana separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian serta berbagai sumber daya yang dimiliki dapat memaksimalkan produktivitas hasil pertanian setiap tahunnya.
Nasi yang kita makan sehari-hari, buah-buahan yang sehat, jagung yang melimpah, umbi-umbian yang dijadikan macam-macam penganan, dan berbagai hasil pertanian yang dikonsumsi setiap saat merupakan “energi” bagi bangsa dan negara untuk mempercepat mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Disamping itu, sektor pertanian telah membuka peluang lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat khususnya kaum milenial yang bergerak di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari hasil-hasil pertanian di pedesaan maupun perkotaan.
Melihat peluang yang sangat besar inilah, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muslim Buton berpandangan bahwa Pertanian merupakan penentu masa depan kemajuan daerah maupun negara.
Dibalik banyaknya peluang sektor pertanian yang bisa dimanfaatkan, ternyata menyimpan berbagai kendala yang dihadapi oleh para petani diantaranya serangan hama yang menjadi teror bagi para petani terhadap kegagalan hasil tanamannya, maka diperlukan ilmu untuk mempelajari hama tersebut agar dapat mengetahui, mengidentifikasi serta memberantas hama yang dapat merugikan para petani.
Para mahasiswapun mencoba mengadakan berbagai praktikum diantaranya “Pengenalan Gejala dan Hama”. Kegiatan ini diadakan di laboratorium terpadu UMU Buton, mahasiswa cukup menyiapkan alat menggambar seperti pensil biasa, penghapus, pensil warna, kertas dan bahan yang digunakan adalah hama dengan jenis yang berbeda. Kegiatan ini langsung dibimbing oleh dosen Pembina mata kuliah, Muhammad Nur Azizu, SP.,M.Si dengan asisten dosen dibantu mahasiswa senior yang telah lulus praktikum ini.
Para mahasiswa terlihat sangat senang dan antusias karena mereka terlibat langsung sehingga bisa mengidentifikasi hama, baik dari klasifikasi, siklus hidup, morfologi, tipe mulut, kemudian gejala pada tanaman apabila tanaman terserang hama.
Berdasarkan informasi dari mahasiswa Prodi Agroteknologi, Irma mengatakan bahwa “sebenarnya kalau praktikum kita banyak, sudah sekitar 10 kali praktikum sejak tahun 2019 diadakan, tapi satu hari satu materi, misalnya satu minggu kita praktikum 4 kali, jadi dalam satu minggu itu ada 4 praktikum dengan materi yang berbeda”. Rabu (17/2/2021).
Diharapkan dengan hadirnya mahasiswa Prodi Agroteknologi akan dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi dalam dunia pertanian bahkan dapat membuka peluang usaha-usaha baru yang menguatkan ketahanan pangan nasional.
Penulis, Darmin
Hasirun
Mantap...
BalasHapus