Darmin Hasirun
Kebanyakan dari kita yang masih muda mengejar kepentingan urusan badan daripada rohani, ingin tampil cantik, ganteng, mewah, pakaian modis, tas branding, HP mahal dan berbagai penampilan mentereng dan berkelas, bahkan praktek-praktek maksiat lainnya seperti minum-minuman keras, judi, joget ke diskotik, mencuri, sibuk nonton hiburan di media sosial seharian sampai abaikan perintah sholat dan lain-lain menjadi life style yang tidak bisa dipisahkan dalam hidupnya.
“Masih muda koh, senang-senangkan dan puas-puaskan hidup ini mumpung masih muda” seperti itulah kurang lebih ungkapan kaum muda yang menganggap hidup di dunia hanya ingin bersenang-senang, nanti tiba ajal selesailah cerita hidup.
Saya beri nama “hedon” yaitu orang-orang yang menempatkan kesenangan jauh lebih penting daripada penderitaan, kesenangan adalah puncak pencapaian tertinggi sedangkan penderitaan wajib dihindari, hemat kata “happy-happy terus”. Cara berpikir yang memanjakan dirinya dengan kesenangan duniawi karena happy-happy dibutuhkan untuk menghindari stress, tanggungjawab, dan beban berat dalam hidupnya. Pada akhirnya mereka yang terperangkap dalam cara berpikir hedon berubah menjadi kultur yang dianggap baik dan terus dijaga hingga menjadi jalan hidupnya sampai maut menjeput, inilah yang disebut hedonisme.
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ثُمَّ لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (Q.S. At-takatsur: 1-8).
Padahal di dalam ajaran Islam telah melarang umatnya hidup bersenang-senang tanpa memikirkan kehidupan sesudah kematian, pada akhirnya penyesalan menyelimutinya saat di usia tua, mendekati ajal dan berada di alam kubur. Umurnya hanya dimanfaatkan sia-sia belaka, berlalu seperti angin tanpa kesan dan pesan, melintas seperti udara tanpa pelajaran dan hikmah yang diambilnya. Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan dalam Al Quran:
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ وُقِفُواْ عَلَى ٱلنَّارِ فَقَالُواْ يَٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بَِٔايَٰتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). (Q.S. Al-An’am:27).
Umur yang diberikan oleh Allah Swt patutlah disyukuri dengan memanfaatkan setiap waktu pada kegiatan ibadah di jalan Allah Swt sebab hanya dengan mendekatkan diri ke Allah Swt umur akan dirasakan sangat berfaedah bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al Asr: 1-3).
Kaum muslimin dan muslimat, waktu adalah mahluk Allah Swt yang diciptakan bekerja berjalan tidak akan pernah kembali lagi, dia hanya bisa lewat sekali seumur hidup lalu pergi berlalu meninggalkan semua kenangan pahit dan manisnya hidup.
Sebelum menyesal mari kita lepaskan semua tipuan dunia ini, mulailah mengambil Al Quran di rumah lalu dibaca dan ditadaburi isinya agar dapat mengambil pelajaran penting, ringankan kaki dan tangan melangkah ke tempat wudhu dan sajadah untuk menundukan diri dihadapan Allah Swt, sibukanlah hati dengan berzikir kepada Rabb Pencipta Segalanya, mudahkan lidah bershalawat kehadirat Nabi Muhammad Saw, semoga hari-hari kita terus diisi dengan amalan-amalan kebaikan yang mengantarkan diri kepada keselamatan dunia dan akhirat. Aaamin Ya Rabbal Alamin.
Komentar
Posting Komentar