Ternyata bukan hanya Vicky Prasetyo yang memunculkan cibiran para nitizen, Nissa Sabyan pun tidak luput dari serangan nitizen setelah terkuaknya kasus baru yang berbanding terbalik dengan lirik lagu barunya berjudul ‘Sapu Jagat’. Atas lagu tersebut banyak yang memunculkan keanehan seakan dia yang terzalimi, bukan orang lain.
Saya menyayangkan karirnya yang masih jauh dan muda, harus rusak karena aib yang terbuka di mata publik. Bisa dibayangkan betapa malunya seorang wanita yang masih labil emosional berhadapan dengan serangan dan hinaan dari para nitizen.
Memang sih lagu baru yang dirilisnya memunculkan kontroversi hati, siapa yang salah atas semua ini? Atau boleh jadi ini hanya lirik lagu yang sudah terlanjur dibuat sebelum ada masalah yang menimpah mereka? Aah sudahlah. Lagi pula dosa tetaplah dosa, siapa yang menanam dia yang akan menuai, siapa yang berbuat baik dialah yang mendapatkan kebaikannya, sebaliknya siapa yang berbuat jelek dialah yang mendapatkan ganjaran atas kejelekannya.
Kontroversi hati karena lagu religi yang dinyanyikannya ternyata tidak menjadikan dirinya mulia di mata manusia, bahkan banyak nitizen yang mencibir atas masalahnya yang menimpahnya tidak sejalan dengan shalawat yang lantunkannya selama ini.
Teringat sekali dengan lagu ‘Aisyah’ yang pernah dinyanyikannya hingga menghipnotis jutaan pasangan mata manusia di berbagai daerah bahkan warga luar negeri. Mungkin itulah naluri semua wanita yang mengharapkan menjadikan dirinya seperti Aisyah Istri Rasulullah Saw, dan mendapatkan pria yang berakhlak mulia seperti Rasul, tetapi semua manusia punya jalan tersendiri, hanya orang-orang tertentu saja yang diberi hidayah oleh Tuhan mendapatkan cita-citanya.
Sayapun selalu mengingatkan sesama manusia agar menjauhilah segala dugaan atau prasangka karena boleh jadi prasangka itu menimbulkan fitnah dan dosa. Lebih baik mendoakan semoga semuanya berada di jalan yang lurus dan baik karena kejelekan seseorang tidak bisa mewakili diri sendiri, begitu pula dengan kebaikan yang dilakukannya tidak akan mewakili kebaikan kita.
Lagi pula dunia ini hanyalah panggung sandiwara, kadang ambigu antara dunia maya dan dunia nyata, boleh jadi semua hanyalah pencitraan untuk mendapatkan popularitas dan keuangan yang melimpah.
Apalagi menjadi artis yang notabene dekat dengan nafsu duniawi, tentunya harus mempersiapkan mental dan menjaga diri karena seorang publik figur akan menjadi sorotan jutaan mata, sedikit salah maka disinilah hancurnya karir dia, sebaliknya apabila berprestasi memang disanjung setinggi-tingginya. Begitulah gambaran duniawi yang kadang hanya mendapatkan kesenangan fana, bahkan tidak sedikit yang mementingkan mencapai harta dan ketenaran daripada memperbaiki akhlaknya.
Jika manusia di dunia ini sibuk berlomba-lomba demi
kepentingan duniawi, maka sesungguhnya dia telah menghinakan dirinya.
Sebaliknya siapa yang berlomba-lomba ingin mendapatkan akhirat maka dia akan
mulia di mata manusia dan dihadapan Tuhannya. Wassalam.
Komentar
Posting Komentar