Memang menarik mengungkit isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang nampaknya sering menjadi topik hangat di berbagai media televisi maupun media sosial. Berbagai informasi yang memberitakan tentang hadirnya PKI dalam dinamika politik tanah air menjadi perhatian publik dan saya menilai bukan hanya isapan jempol belaka. Meskipun ajaran komunisme telah resmi dilarang hidup dan berkembang di Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal ini dibuktikan dengan masih berlakunya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XXV/MPRS/1966 Tahun 1966 Tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang Diseluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia Dan Larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme yang terdapat di dalam pasal 2 menyatakan “setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebarkan atau mengembangkan faham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan faham atau ajaran tersebut dilarang.
Di dalam membahas isu ini tentunya saya harus merujuk pada pakar politik tanah air Prof. Salim Said dalam acara TVOne Indonesia Lawyers Club dengan tema “Ideologi Masih Hidup?, beliau menyatakan bahwa “Saya sudah lama berkoar-kobar di berbagai tempat dan tempat saya kuliah saya menyatakan bahwa komunisme itu sudah bangkrut, sebagai ideologi tidak bisa menjawab tantangan, kenapa Uni Soviet bubar? Dan kembali menjadi aslinya Rusia. Di China itu juga komunisme tidak laku lagi, Cuma ada bedanya Rusia tidak sepintar China, China belajar dari Rusia, dengan membubarkan partai komunisme soviet, maka alat kontrol Putin sekarang ini tidak ada lagi, di China partai komunis dipelihara, ideologinya tidak.. kalau kita bilang PKI akan bangkit, saya tidak yakin tapi kenapa soal itu dibicarakan orang, soal sejarah, apa itu? Bisa anda lihat dari pernyataan Ribka Tjiptaning, itu kan dendam, dia distigmatisasi, bapak, keluarganya, teman-temannya, itukan dendam, mereka cari kesempatan dong, untuk balas dendam, itukan manusiawi, mereka lihat siapa yang terlihat dalam mengaliaya keluarganya, itu ada dua yang mereka identifikasi, salah satunya yang disebutkan Ribka Tjiptaning adalah TNI tetapi kalau anda perhatikan di dalam masyarakat sebenarnya yang mereka musuhi ada TNI dan Islam”. (30/9/2020).
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas Prof. Salim tidak mempunyai keyakinan akan bangkitnya PKI di tanah air karena ideologi komunisme sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman, bahwa sekarang marak terjadi diskusi publik tentang akan lahirnya PKI di Indonesia karena banyak orang yang membuka lembaran sejarah lama yang menghubung-hubungkan antara serangan kepada anggota TNI dan tokoh-tokoh islam, disinyalir diskenariokan oleh kelompok-kelompok yang tergabung dalam PKI, tentunya hal ini patut pula diwaspadai meskipun kemungkinan akan lahirkan kembali PKI di NKRI mustahil terwujud. Apalagi sejarah perkembangan PKI di Indonesia masa lampau merupakan mimpi buruk bagi rakyat Indonesia.
Hal ini sama pula dengan pernyataan dari pakar sejarah Indonesia Anhar Gonggong yang mengatakan bahwa “Ada dua hal yang perlu dilihat yaitu marxisme dalam hal pikiran dan PKI sebagai organisasi. Dalam pengertian ideologi sebagai pikiran sebenarnya marxisme itu masih dipelajari dimana-mana, bahkan waktu zaman orde baru pak Nugroho membuat satu kelompok dimana masalah-masalah komunisme diajarkan secara ilmiah, saya ingat ketika itu macam-macam hal terjadi, dan kemudian PKI sebagai organisasi, saya kira dengan segala macam yang terjadi memang sangat tidak mudah bagi dia (PKI) untuk tampil, tetapi apakah dia (PKI) akan bergerak di dalam tanah itu persoalan yang intelejen harus tahu akan hal itu… apakah PKI akan hidup? Kalau mengikuti perkembangan sekarang kemungkinan itu ada, tetapi sangat sedikit kemungkinan dalam arti kata kondisi tidak memungkinkan terkecuali kalau masyarakat sendiri membuka ruang itu, itu bisa terjadi, karena apa? Memang seperti yang kita tahu tidak ada ideologi yang mati, marxisme tetap dipelajari dimana-mana, terbuka, nah apakah ada orang yang belajar marxisme / komunisme ini nanti akan menampilkan diri dalam membentuk organisasi itu? Itu masih persoalan tapi apa yang anda kemukakan ini sebenarnya adalah kehati-hatian agar supaya kita tidak terkena dan melakukan kesalahan yang berkali-kali”.
Pernyataan sejarawan Indonesia di atas, membagi dua hal yang berbeda yaitu marxisme / komunisme sebagai pikiran atau ide-ide, dan PKI sebagai organisasi yang bergerak di dalam politik pragmatis. Beliau berkeyakinan bahwa marxisme masih banyak yang mempelajarinya dan ideologi ini tidak ada pernah mati, berbeda dengan organisasi PKI yang dimana dia menaruh penilaian pesimis terhadap keberadaan PKI di Indonesia dalam masa sekarang, meskipun harus ada sikap hati-hati terhadap kemungkinan hadir dan berkembangkan PKI di Indonesia.
Masuknya para pekerja China di Indonesia dalam jumlah banyak yang sebagian tidak memiliki dokumen resmi alias illegal merupakan salah satu pertimbangan masyarakat akan ditanamkannya kepercayaan komunisme kepada rakyat Indonesia, penyerangan tokoh-tokoh islam oleh orang-orang yang tidak jelas motif tindakannya seperti penganiayan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH.Emon Umar Basyri tanggal 27 Januari 2018 yang beralasan bahwa pelaku sakit jiwa (gila), penyerangan Ustaz Prawoto tahun 2018 yang mengakibatkan korban meninggal dunia oleh serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga alami gangguan jiwa, dan baru-baru ini penusukan Syekh Ali Jaber yang terjadi sekitar pukul 17.15 WIB pada hari Minggu, tanggal 13 September 2020 oleh anak muda berusia 20 tahunan, dan anehnya alasannya sakit jiwa pula.
Saya kembali tegaskan bahwa PKI tidak mungkin bangkit kembali karena tiga alasan, pertama paham komunisme tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman bahkan di negara-negara yang dikategorikan menganut paham komunisme sudah tidak lagi mempraktekan ideologi ini. Kedua bangkitnya PKI hanya akan melahirkan gelombang sosial yang sangat besar bahkan boleh jadi terjadi revolusi di dalam negara. Ketiga rakyat Indonesia mayoritas beragama Islam sementara ideologi komunisme sangat bertentangan dengan ajaran islam yang dimana di dalam ajaran komunisme menganggap bahwa agama adalah candu, hal inilah yang tentunya menjadikan PKI tidak lagi mempunyai kesempatan untuk berkembang, tetapi prinsip kehati-hatian terhadap gerakan yang bersifat makar dan ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara adalah keniscayaan yang wajib dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.
Olehnya itu perlunya kesadaran sosial yang tinggi tentang pemahaman pendidikan Pancasila yang telah terbukti dapat menumbangkan dan membumi hanguskan ideologi komunisme sehingga rakyat Indonesia tidak perlu cemas berlebihan yang boleh jadi rasa kecemasan akan menimbulkan pemikiran irrasional dan berita-berita hoaks menjadi sasaran empuk kepada orang-orang yang cemas berlebihan. Kewaspadaan dini rakyat Indonesia terhadap ideologi-ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila patutlah digalakan agar tidak lagi mengulang sejarah lama yang mengungkung bangsa Indonesia pada perdebatan yang berputar-putar pada masalah basi dan kontra produktif. Sekian dan terima kasih.
Komentar
Posting Komentar