Hari ini (Kamis, 9/12/2021) adalah pertemuan diskusi perdana yang membahas tentang Terorisme, dibawahkan oleh kelompok lima dari mahasiswa semester 1 Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Muslim Buton. Isu yang sangat hangat sekaligus menakutkan bagi umat manusia karena para pelaku terorisme tidak mengenal peri kemanusiaan, membunuh tanpa belas kasih, mengebom dengan membabi buta, dan berbagai tindakan tidak bermoral lainnya.
Diskusi yang dibangun sangatlah hidup dengan berbagai pertanyaan dan perspektif dari mahasiswa memandang terorisme,
dimana setiap orang diberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab seputar terorisme dan
radikalisme. Salah satunya yang ditanyakan oleh Kasman Kamaludin, dia
mempertanyakan mengapa islam sering disebut-sebut dengan teroris, dan apa tanggapan
anda tentang pernyataan Tayyip Erdogan bahwa negara israel adalah negara
teroris? Isu terorisme yang dihubung-hubungkan dengan islam merupakan skenario global dan konspirasi yang
dibangun oleh orang-orang kafir dan munafiqun yang berpura-pura beragama islam
tetapi perilakunya ingin menghancurkan islam. Strategi penghancuran dari luar
maupun dalam islam sudah lama dilakukan tetapi Allah Swt selalu melindungi umat
islam yang rahmatanlilalamin terjauh dari paham-paham sesat dan menyesatkan
ini. Mengenai pernyataan dari Tayyip Erdogan (Presiden Turki) yang memandang bahwa Israel adalah negara terorisme, hal ini bisa dimaklumi karena tentara-tentara zionis israel telah menjadi penjajah bagi rakyat Palestina, mereka menyiksa, membuat teror bahkan membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Indonesia yang notabene menganggap Negara Palestina sebagai saudara tidak tinggal diam melihat kebrutalan yang dilakukan oleh tentara zionis Israel, dan sampai hari ini tidak ada hubungan diplomatis atas Indonesia dan Israel sebagai bentuk perlawanan perbuatan jahat dari Negara Israel atas rakyat Palestina.
Begitu juga dengan saudara Budiman bertanya kenapa dari dulu di indonesia terus terjadi terorisme dan radikalisme, serta kenapa sampai terjadi? Iqbal sebagai pemakalah menjawab bahwa susahnya memberantas terorisme karena paham ini masuk lewat pikiran manusia, kita susah membedakan antara seorang terorisme dan bukan karena keseharian mereka sama halnya dengan warga biasa. Sebenarnya ada banyak penyebab susahnya menumpas paham sesat ini selain dari pemikiran, yaitu faktor ekonomi dimana teroris selalu mengincar orang-orang yang mempunyai ekonomi lemah (miskin) sehingga kadang mereka dijanjikan dengan segala jaminan harta kepada perjuangannya yang konon ingin menegakan syariat islam secara kaffah, mereka rela meninggalkan pekerjaan demi menuju area perang yang mereka istilahkan medan jihad.
Mereka pun dijanjikan akan masuk surga jika bisa membunuh musuh-musuh Islam baik dengan menyerang mereka menggunakan pisau, pistol, ataupun bom bunuh diri karena darah mereka halal ditumpahkan. Cara pandangan seperti ini sangatlah mengerikan dimana manusia sudah menuju pada kesesatan pikiran dan tidak lagi bermoral, yang penting ada jaminan harta bagi keluarga yang ditinggalkan dan masuk surga. Disamping itu ada muatan politik yang ingin dibawa oleh para teroris yaitu mendirikan negara Islam dalam versi mereka, yang dikutip dari potongan ayat suci Al Qur’an dan hadist untuk membenarkan tindakan biadab mereka melalui cara-cara kekerasan, terror, intimidasi bahkan pembunuhan tanpa belas kasih.
Terorisme merupakan paham atau cara berpikir dan berkeyakinan seseorang / sekelompok orang dengan menciptakan kondisi mencekam, teror, menakutkan, dan menimbulkan intimidasi kepada orang banyak untuk mencapai tujuan mereka. Olehnya itu pemikiran teror tidaklah mengenal agama, suku, jenis kelamin, pendidikan dan umur, mereka tetap akan berpotensi terkena virus teroris yang menjangkit dengan sangat kuat melalui brain washing (mencuci otak) manusia agar bisa dikendalikan sesuai dengan kepentingan para teroris lainnya.
Lalu timbul lagi pertanyaan tentang bagaimana menghindari pandangan negatif tentang cadar, celana cingkrang, dan berjenggot? Bahwa cadar, celana cingkrang dan berjenggot merupakan style seseorang sesuai dengan keyakinannya, hal ini dianggap wajar-wajar saja, seperti memakai batik, sarung, kopiah, blankon, dll khas nusantara, tidak ada larangan seseorang memakai pakaian dengan model, warna, ataupun motifnya yang penting menutup aurat, tidak menimbulkan ketakutan bagi orang lain dan sesuai dengan syariat Islam.
Penanya lainnya saudara Fikram bertanya, apa tujuan dari para teroris dan radikalis serta apa manfaatnya bagi mereka sendiri? Sebenarnya tujuan mereka yaitu menegakan syariat Islam dengan kaffah (sempurna) tetapi tindakan mereka jauh dari ajaran Islam yaitu membunuh orang, menyiksa, merampas hak-hak orang lain, bom bunuh diri, dan berbagai tindakan biadab lainnya.
Semoga kita dijauhkan dari paham-paham terorisme yang sangat merugikan bagi diri, bangsa, negara bahkan agama, dilindungi dari berbagai pemikiran yang sesat dan menyesatkan, serta diberikan rahmat dan karunia dari Allah Swt atas amal-amal sholeh kita di dunia ini.
Komentar
Posting Komentar