Kegagalan adalah awal dari kesuksesan, tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan dan kegagalan adalah pintu masuk menuju puncak kesuksesan. Gagal dan sukses adalah dua kata yang saling mendukung, seperti halnya Yin (hitam) dan Yang (putih) dalam ajaran filosofi Tionghoa yang menandakan keseimbangan alam. Begitu pula dengan kegagalan dan kesuksesan adalah gambaran hidup manusia yang selalu berhadapan dalam setiap usahanya.
Optimislah meskipun gagal adalah konsep ini tidak bisa dihindarkan bagi orang-orang sukses di muka bumi ini, sebaliknya manusia yang tidak mencapai kesuksesan adalah orang-orang yang melihat gelap meskipun ada sisi terang yang bisa dijadikan harapan menuju ruang baru.
Takut gagal jangan sukses, ingin sukses berani gagal, dan tidak mau gagal jangan harapkan kesuksesan, itulah kodrat penciptaan alam ini yang sudah ditakdirkan hidup berdampingan, layaknya buruk dan baik, bahwa setiap manusia ada sisi baik dan ada sisi buruk yang setiap saat bertarung memperebutkan kemenangannya. Siapa yang dikalahkan hawa nafsu ammarah, maka nafsu muthmainnah akan terkubur, dan siapa yang menghidupkan nafsu muthmainnah, maka nafsu ammarah akan terkalahkan secara otomatis.
Optimisme adalah energy positif yang membentuk cakra menuju puncak kesuksesan, sedangkan gagal adalah hasil energy negatif berupa putus asa, patah semangat, dendam, amarah, mengeluh dan penyakit hati lainnya.
Cobalah bertanya kepada orang-orang yang sukses di dunia ini, pasti mereka mempunyai masa kelam yang hitam bahkan hampir bunuh diri karena frustasi akibat tidak mendapatkan jalan keluar atas problem yang dialaminya, tetapi Tuhan memberikan mereka hati yang kuat dan menjadikan dirinya bangkit, berusaha, berusaha dan terus berusaha hingga dia sukses, maka belajarlah bagaimana mereka bisa melewati keterpurukan tersebut.
Kegagalan dan optimis adalah bunga-bunga kehidupan yang selalu mewarnai hari-hari setiap manusia, ada waktunya gagal dan ada pula saatnya untuk bangkit. Tidak selamanya kita akan gagal terus, sebaliknya tidak selamanya pula kita mengalami kesuksesan.
Orang-orang yang miskin di dunia inipun pasti merasakan kenikmatan duniawi, kalaupun mereka sengsara terus menerus di dunia, meskipun terus berusaha, maka Tuhan telah menyiapkan mereka kenikmatan yang tiada taranya di akhirat kelak, jadi tidak ada yang perlu ditangisi atas kegagalan tersebut karena kegagalan adalah ujian kedewasaan kita dalam berpikir dan berpijak agar menjadi manusia yang bijak dan mulia.
Komentar
Posting Komentar