Jangan menjadi manusia copy paste artinya manusia yang ingin meniru 100% gaya hidup orang lain, atau ingin menjadi sama dengan idolanya. Padahal setiap manusia tercipta berbeda, sekarang lihatlah garis - garis di telapak tangan anda ataupun lebih kecil lagi garis di jari anda, kemudian bandingan dengan orang-orang yang ada di sekitar anda, pasti hasilnya beda. Olehnya itu pihak kepolisian selalu menggunakan sidik jari pelaku sebagai alat bukti dalam menentukan aktor kejahatan.
Lihat pula alat sensor mata dan wajah yang ada di handphone canggih yang digunakan sebagai identitas pembeda pemilik handphone dengan bukan pemiliknya, hanya dengan mengenal wajahnya, alat tersebut dapat dioperasikan sebaliknya jika struktur wajah tidak sesuai dengan rekaman di dalam memori aplikasi pembaca wajah akan tertolak secara otomatis.
Betapa sangat canggihnya Tuhan menciptakan setiap insan yang berbeda satu sama lain, dengan berbagai bakat, potensi, kemampuan, fisiologi, dan psikologi yang dimiliki oleh setiap orang, akan menjadi identitas khas.
Temukanlah jati diri anda yang sebenarnya melalui proses perenungan, mendengarkan arahan orang lain, passion (gairah), dan minat yang disukai setiap harinya. Disitulah kita sedang menggali jati diri kita sendiri. Memang Tuhan menciptakan manusia di dunia ini untuk beribadah kepadanya, tetapi makna ibadah itu jangan sempit diartikan seperti sholat, puasa, sedekah, ataupun rutinitas keagamaan lainnya. Ibadah juga bisa diartikan kemampuan menggunakan jati diri yang sebenarnya demi membawa perubahan yang baik dan besar terhadap kondisi alam, sosial kemasyarakat dan bangsa kita tentunya semata-mata diserahkan kepada Tuhan.
Ingat…! jati diri adalah kekuatan yang dapat membangkitkan semangat hidup agar lebih bermakna dan berguna bagi orang banyak, jangan sia-siakan hidup ini dengan mengisinya pada hal-hal yang tidak berguna, sia-sia, hedonis, dan maksiat lainnya karena perilaku tersebut hanya menjauhkan diri pada jati diri manusia sebagai hamba Tuhan.
Apabila sudah menemukan jati diri anda, maka teruslah diasa setiap hari, dan dikembangkan, jangan mengubur kemampuan diri hanya karena tantangan dan hambatan kecil sebab hambatan dan tantangan tersebut adalah batu ujian untuk lebih menguatkan potensi jati diri yang sebenarnya.
Para nabi, rasul, dan orang-orang berpengaruh di dunia dari zaman dahulu sampai sekarang adalah manusia yang sudah mendapatkan jati dirinya, kemudian mereka tetap konsisten terhadap perjuangannya meskipun berbagai aral melintang telah berkali-kali menghantam dirinya bahkan sampai frustasi dan mau bunuh diri. Disinilah titik puncak ujian, maka kembalilah kepada Kekuatan Tuhan yang penuh rahmat dan pertolongan, mintalah kekuatan, perlindungan dan kasih sayangnya agar dapat mendaki puncak kesuksesan dalam hidup dengan tetap menjaga jati diri kita.
Komentar
Posting Komentar