Zaman sekarang ada banyak orang yang berambisi ingin menduduki jabatan di legislatif, eksekutif, maupun pimpinan di organisasi besar. Kadang berbagai cara dilakukan hanya demi mendapatkan perhatian dan dukungan dari pimpinan ataupun dari rakyat hingga dia dipercaya menduduki jabatan yang diincarnya, pada akhirnya mereka hanya menggunakan kekuasaannya demi meraih kepentingan pribadinya maupun golongannya, kebanyakan mereka tidak menyadari bahaya dari menduduki suatu jabatan, padahal jabatan yang diemban akan dipertanggungjawabkan bukan hanya dihadapan pimpinan dan rakyatnya tetapi kepada Tuhannya yang telah memberinya kekuasaan besar tersebut.
Menjadi pemimpin tentunya bukan pekerjaan mudah karena ada banyak karakter dan keinginan yang harus disatukan dalam mencapai tujuan bersama, jika tidak bisa disatukan maka yang terjadi adalah konflik kepentingan (conflict of interest) bahkan tidak sedikit para pemimpin yang terhina atas jabatan yang dipegangnya baik melalui kasus korupsi, penyalahgunaan jabatan, hubungan gelap, dan berbagai tindakan tidak terpuji lainnya.
Kewarasan akal pemimpin patutlah terus dijaga sampai jabatan itu berpindah tangan kepada orang lain agar selalu berjalan di rel yang benar dan baik serta tidak terjerumus ke dalam lembah kesesatan akibat kebijakan atau keputusan yang telah dibuatnya menyebabkan banyak kerugian yang diderita orang banyak.
Disinilah perlunya pemimpin GILA (Gigih, Ikhlas, Lurus, dan Amanah) agar jabatan yang didudukinya dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, negara dan agamanya sendiri. GILA yang dimaksud di dalam tulisan ini bukan orang yang tidak waras, sinting, ataupun golongan gila jabatan karena selama ini banyak pemimpin yang tidak waras lagi akibat jabatannya, maka yang terjadi adalah kekuasaannya digunakan untuk mengambil uang rakyat dan menzholimi rakyatnya sendiri, ataupun orang-orang yang gila kedudukan ingin mendapatkan kekuasaan karena banyaknya uang, fasilitas mewah, dan harta yang melimpah.
Gigih artinya sikap pemimpin yang suka bekerja keras, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, selalu bergelora di dalam jiwanya, semangat membangkitkan bawahannya dan keinginan besar mencapai tujuan mulia. Kegigihan seorang pemimpin sangatlah diperlukan untuk menggerakan roda organisasi, membangkitkan ekonomi, menyemangati setiap orang yang ditemuinya.
Ikhlas artinya respon hati terhadap setiap pekerjaan yang dilakukannya semata-mata hanya ingin mengharapkan ridho Allah Swt, tidak suka dipuji, dan tidak mau mencari pujian dari orang lain. Kerja ikhlas menjadi penting agar pemimpin tetap istiqomah, tidak putus asa disaat sedang menghadapi cobaan, tantangan, ejekan, hinaan, dan hambatan dari orang lain atau lingkungan yang keras.
Lurus merupakan tindakan yang tidak bengkok dan selalu berjalan di atas kebenaran serta kebaikan, pemimpin yang lurus tidak akan tergoda oleh tipuan duniawi berupa iming-iming uang, harta ataupun hal-hal yang membuatnya menyalahgunakan jabatannya demi ambisi memuaskan hawa nafsunya yang besar dan tidak terkendali. Pemimpin lurus akan terus menerus memperjuangan kepentingan rakyat, negara dan agamanya sampai pada puncak harapan yang mulia dihadapan Tuhannya.
Amanah adalah tindakan yang memegang teguh janji, tidak pandai berbohong, dan menjaga kekuasaan yang telah diamanahkan oleh rakyat dan Tuhannya tetap dirawat dengan baik, tidak menyalahgunakan kekuasaannya, dan selalu menghindari perbuatan-perbuatan tercela yang dapat menghancurkan dirinya dan rakyatnya.
Semoga kita menjadi pemimpin GILA (Gigih, Ikhlas, Lurus, dan Amanah) bukan gila jabatan dan gila pujian.
Saya 👍👍👍 semoga sehat sekeluarga aamiin 💪💪 luar biasa Slam sukses semuanya
BalasHapus