ANDAI PILKADA SEPERTI SHOLAT BERJAMAAH
Darmin Hasirun
Tulisan ini terinspirasi oleh pesan
Allah SWT dalam Alquran Surat Adz-Dzariyat ayat 56 berbunyi:
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Artinya “Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Makna ayat ini tidaklah sempit seperti
yang dimaknai oleh sebagian orang, kata “beribadah” dalam ayat ini bukan hanya
menunaikan sholat, membayar zakat, menjalankan puasa, dan ibadah haji saja,
tetapi segala aktivitas sehari-hari yang kita lakukan semata-mata dilakukan
hanya karena Allah SWT (Prof. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah). Oleh karena
itu, dalam setiap aktivitas kita dianjurkan untuk membaca Bismillah (Dengan
Menyebut Nama Allah).
Ibadah yang paling ditekankan agar tidak
boleh dilepaskan salah satunya adalah sholat, karena ibadah ini mempunyai
banyak faedah mulai terhapusnya dosa-dosa terdahulu, meningkatkan keimanan,
ketaqwaan dan masih banyak lagi.
Sholat yang diajurkan dalam islam adalah
sholat berjamaah, kenapa sholat berjamaah? Karena dengan berkumpulkan sesama
muslim dalam mesjid maka akan menambah ukhuwah islamiah (persaudaraan sesama
muslim), saling bersalaman, menyapa, saling mendoakan sesama muslim, dan jikalau
dilakukan bersama-sama maka akan terasa ringan dan asyik dibanding melakukan
sendiri-sendiri.
Dalam sholat berjamaah pasti ada imam
dan makmum, iman adalah pemimpin dalam sholat sedangkan makmum adalah followers
atau pengikut dalam sholat. Jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh imam
harus dilakukan pula oleh makmum, misalnya saat imam ruku maka makmum harus
ruku, saat imam sujud maka makmum harus sujud, dan seterusnya sampai pada
gerakan salam.
Inilah seni dari sholat berjamaah,
betapa indah dan teraturnya gerakan sholat jikalau dilakukan secara
bersama-sama. Memang kita akui ada mesjid-mesjid lain yang mempunyai imam dan
makmum, tetapi meski berbeda mesjid tetap saja tujuannya hanya satu yaitu
menyembah Allah SWT. Tidak ada yang saling membicarakan antara jamaah di satu
masjid dengan masjid lainnya, semuanya hanya berbicara bagaimana aktivitas /
ibadahnya semata-mata ditujukan kepada Sang Pencipta Bumi dan Langit beserta
isinya. Suasana seperti ini membuat pikiran jadi tenang, khusyu, tawadhu, dan
sakral, hingga para jamaah dalam mesjid merasa senang melakukan ibadah sesuai
anjuran agama.
Gambaran sholat berjamaah di atas
tidaklah berbeda jauh dengan segala rutinitas yang kita lakukan dalam hidup
ini, salah satunya pemilihan kepala daerah. Apakah kita bertindak sebagai
makmum (pengikut) atau imam (calon kepala daerah), tetaplah mendapatkan pahala
atas amal perbuatan kita masing-masing, jikalau ibadah yang dilakukan
didasarkan pada etika dan moral yang baik.
Dibolehkan pula sholat di mesjid lain
dan dipimpin oleh imam lain artinya boleh suka dengan calon lain, tetapi tetaplah
saling mendoakan keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, ketenangan, ampunan, dan
hal-hal kebaikan lainnya kepada sesama muslim yang berbeda mesjid.
Sebagai makmum tidaklah boleh terlalu
fanatik buta terhadap imamnya, karena jikalau hal ini terjadi akan menimbulkan
kerusakan nilai-nilai ibadahnya, misalnya imam salah membaca surat atau ayat
maka makmum jangan tinggal diam, ingatkan imam agar beliau bisa secepatnya
memperbaiki bacaannya yang salah, saat gerakan imam salah maka jangan tinggal
diam saja, tugas makmum adalah mengingatkan imam agar tidak melanjutkan gerakan
yang salah tersebut, dan saat imam batal sedang melakukan sholat, maka imam
harus tahu diri secepatnya keluar dari jamaah agar tidak menimbulkan dosa
berjamaah karena batalnya imam dalam sholat akan berdosa jikalau tetap bertahan
melanjutkan sholatnya dan makmumnya akan berdosa dipimpin oleh imam yang tidak
sah dalam sholat. Kalau makmum fanatik dengan imamnya, bukannya meluruskan
malah membela mati-matian, dia menganggap bahwa apa yang dilakukan sebagai
bentuk dari loyalitas pemimpinnya, tetapi loyalitas pada nilai kebenaran ajaran
Tuhan dilupakannya. Kasihan..!
Sangatlah dilarang saling memojokan,
menghina, merendahkan, dan segala keburukan lainnya, karena perbuatan ini
adalah perbuatan Setan Laknatullah. Oleh karena sesama muslim adalah saudara
maka diwajibkan mempererat hubungan tali siraturahmi, saling mendoakan dan mengajak
untuk kebaikan bersama.
Orang-orang yang suka menghina figur
lain dengan memakai topeng atau bersembunyi agar tidak diketahui oleh publik
seperti anak-anak yang mengganggu saat sholat berjamaah, maka yang perlu
dilakukan adalah mengingatkannya agar tidak berbuat keributan dan jikalau belum
tenang lagi, boleh menganjurkan untuk keluar dari masjid agar tidak mengganggu
jamaah yang sedang melakukan ibadah.
Orang-orang yang berbuat keributan saat
sholat disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu usianya masih kanak-kanak atau orang
dewasa yang belum tahu etika dan esensi dari sholat tersebut. Kedua kategori
ini haruslah belajar kembali di rumah atau belajar sama guru agama sebelum ke
mesjid karena bisa jadi perbuatan dosanya dapat mempengaruhi orang lain berbuat
dosa pula.
Pemilihan kepala daerah merupakan cara
masyarakat menyeleksi, memilah, dan memilih pemimpinnya selama lima tahun ke
depannya. Pemimpin inilah yang akan menahkodai bahterah menuju cita-cita bersama.
Oleh karena itu perlulah cara berpikir yang baik, tenang, dewasa, dan paham
tentang esensi dalam berpolitik agar menghindari pemaknaan politik yang buruk,
karena politik adalah upaya mengatur sumber daya yang ada dalam negara guna
mewujudkan tujuan negara atau rakyat itu sendiri.
Semoga bermanfaat. Wassalam..!
Komentar
Posting Komentar