Langsung ke konten utama

UNIVERSITAS MUSLIM BUTON GOES TO SCHOOL
(Menjawab Problematika Pendidikan)

Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si.

Di pagi hari yang cerah, Rabu tanggal 12 Januari 2020, saya bersama tim marketing Kabupaten Buton Selatan (Yusman, Veni, Darmia, La Didi, dan Rasmin) melakukan perjalanan ke Kecamatan Lapandewa yang berjarak dari Kota Baubau sekitar 60 km, selama + 2 jam. Ini adalah pengalaman pertama saya menginjakan kaki di tanah penuh keberkahan yang menyimpan banyak potensi alam dan budaya Buton yang sangat baik dan masih terawat. Keberangkatan kami untuk bersua dengan siswa-siswi SMA yang ada di kecamatan ini yaitu SMA Negeri 1 Lapandewa, dan SMA Negeri 2 Lapandewa. Setibanya di SMAN 1 Lapandewa, para gurunya menyambut penuh antuasi kedatangan kami dan kamipun langsung diarahkan di ruangan belajar kelas XII IPS dan IPA. Suasana yang dirasakan selama berada di sekolah sangatlah menyenangkan karena para siswa-siswinya menyambut baik kehadiran kami di kelasnya masing-masing, sama halnya dengan yang kami alami selama di SMA Negeri 2 Lapandewa semuanya terbuka dengan kedatangan tim UMU Buton. Disinilah kesempatan untuk memaparkan tentang Profil dan keunggulan UMU Buton yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya dalam upaya menyelesaikan masalah pendidikan.
UMU Buton adalah kampus milenial yang menawarkan konsep kewirausahaan dan kemampuan kepemimpinan sesuai bidang program studi masing-masing. Kampus ini lahir disaat terjadi krisis "keunggulan karakter" terutama bagi anak muda zaman now yang sedang menghadapi dekadensi moral dan kurangnya keterampilan yang dimilikinya sehingga berakibat mereka yang telah lulus di perguruan tinggi dengan menyandang gelar Sarjana harus tergantung terus menerus pada penerimaan CPNS, tenaga honorer, ataupun menjadi karyawan di perusahaan swasta, selain dari itu tidak lain adalah menjadi pengangguran intelektual.
Perguruan tinggi bukan hanya mencetak para lulusan yang dipaksakan menghafal berbagai macam teori tanpa dikuatkan dengan kemampuan keterampilan kewiirausahaan dan leadership di bidangnya masing-masing. Pada akhirnya teori itu hanya akan menjadi hafalan saja dan akan terlupakan seiring perjalanan mereka mencari dan mendapatkan pekerjaan.
Kini telah dimulai pendaftaran mahasiswa baru, dengan biaya pendidikan yang cukup mencekik leher dan menguras isi dompet, maka UMU Buton hadir menjawab berbagai macam persoalan tersebut di atas, yaitu perguruan tinggi tidak boleh bergantung pada SPP yang dibayar oleh mahasiswa setiap semester, tetapi perguruan tinggi harus mempunyai usaha lain agar tidak menjadikan mahasiswanya tersiksa oleh biaya pendidikan yang telah melambung tinggi.

Gimana cara
nya?
Jadi cara UMU Buton terlepas ketergantungan pada SPP mahasiswa adalah UMU Buton akan mengembangkan puluhan bisnis untuk menjadikan berdaya saing kedepannya yang nantinya akan menjadi pendapatan bagi kampus dan mahasiwa, di dalam bisnis itu tentunya melibatkan mahasiswa setiap program studi yang telah menempuh pendidikan di UMU Buton sehingga mahasiswa dapat belajar sambil berwirausaha.
Kita sudah siap, kita sudah identifikasi itu, 60 unit bisnis yang kita akan kembangkan. Kedepan UMU Buton tidak mengharapkan SPP mahasiswa,” ungkap Ibrahim Marsela seusai persemian Kampus UMU Buton, sabtu (06/07/19).

Pernyataan di atas mempertegas bahwa UMU Buton akan menguatkan penerapan kewirausahaan dan leadership yang kuat agar saat para mahasiswa/mahasiswinya menempuh kuliah di UMU Buton tidak perlu menguras finansialnya hanya karena biaya studi yang meroket dan mereka yang menyelesaikan pendidikan, bukan lagi bergantung pada CPNS atau karyawan swasta tetapi menjadi pengusaha di bidangnya masing-masing.
Kamipun mengajak kepada siswa/siswi agar “jangan berpikir lama untuk kuliah di UMU Buton karena Pendidikan adalah hak setiap orang, maka gunakanlah hak itu secara baik dan tepat, dengan berkuliah di UMU Buton agar menjadi generasi milenial yang produktif dan maju.

SALAM UMU BUTON.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...