Langsung ke konten utama

KESAN PERTAMA DI BATU SORI
Darmin Hasirun

Pada hari Minggu tanggal 19 Januari 2020, tepatnya pukul 09.00 WIB, saya bersama istri dan anak-anak melakukan perjalanan dari Kelurahan Wameo menuju obyek wisata Batu Sori, baru kali ini saya punya kesempatan untuk menikmati obyek wisata alam yang belum lama dibuka di Kota Baubau, sebelumnya memang istri dan anak-anak saya sudah berkunjung di tempat ini sehingga mereka lebih mengetahui kondisi di lokasi.

Di tengah perjalanan kami sering singgah di beberapa tempat seperti tempat Stasiun Pengisian Bahan Bakar atau biasa disebut SPBU yang berada di depan Lippo Plaza Kota Baubau, sempat juga berhenti di Warung pinggir jalan karena anak-anak belum sarapan pagi padahal waktu waktu jam 9. Oleh karena sering singgah di beberapa tempat sehingga waktu perjalanan kami cukup lama untuk sampai ke Batu Sori.

Sempat saya bertanya kepada istri tentang lokasi obyek wisata ini, ternyata dia juga sudah lupa-lupa karena baru pertama kali berkunjung, akhirnya kami harus berhenti berkali-kali untuk menanyakan lokasinya sehingga sekitar 1 jam kami tiba di Batu Sori, “Ah ini sama lamanya dengan perjalanan menuju Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton, “ucapku kepada istriku”.

Batu Sori berada di Jalan Kolagana Kelurahan Palabusa Kecamatan Bungi yang merupakan salah satu kelurahan terluar di Kota Baubau. Di wilayah ini masyarakatnya kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan berkebun karena lokasinya berada di daerah pesisir.

Pertama kali kami tiba di Batu Sori adalah kesan biasa saja karena saat tiba disana tidak ada papan nama yang menunjukan lokasi obyek wisata ini. Sempat bertanya kepada anak-anak yang menjaga parkir “kenapa tidak ada papan namanya?” merekapun diam sambil tersenyum melihat kami yang lagi parkir motor. Terus mereka mendekati kami untuk mengarahkan ke lahan parkir motor sekaligus menawarkan topi dan payung untuk digunakan saat berjalan-jalan di sepanjang jembatan Batu Sori, memang sih hari ini cukup panas sehingga kami butuh topi dan payung yang masing-masing disewakan dengan harga Rp.5.000. Lahan parkirnya juga terkesan seadanya, hanya dibuatkan pelindung beratap nipa dan belum di lantai semen. Maklum, Batu Sori belum lama dijadikan obyek wisata sehingga butuh waktu, anggaran dan penataan yang lebih baik lagi kedepannya.


Setelah itu kami langsung menuju ke jembatan penyeberangan Batu Sori dengan berjalan kaki yang berjarak antara lahan parkir dan jembatan sekitar 60 meter dengan kondisi tanah menurun menuju pantai. Disepanjang jalan berjejer warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman ringan, kamipun sempat berbelanja disana sambil menikmati pemandangan di sekitar pantai.

Di pintu masuk jembatan Batu Sori, kami juga mendapatkan kotak sumbangan pemeliharaan obyek wisata, maka kami menyimpan uang sebagai bagian kepedulian untuk lebih membangun obyek wisata alami ini. Di sepanjang jembatan ada beberapa aktivitas para wisatawan berfoto ria, makan bareng serta beristrahat di gazebo-gazebo yang sudah disediahkan. Kamipun tidak ketinggalan berfoto sambil mencari pemandangan yang indah, satu per satu kamera HP diarahkan berfoto selfi ataupun berfoto bersama.


Kesan yang saya rasakan saat berada di jembatan Batu Sori yaitu senang karena pemandangannya indah, dengan desain dan struktur jembatan yang ditata dengan rapi, disetiap sudut jembatan disediahkan gazebo-gazebo yang indah. Hari ini cerah tanpa awan kelabu menjadikan suasana semakin indah, apalagi saat berada di atas Batu Sori yang ukurannya besar dan tinggi, bagi pengunjung yang ingin mengambil gambar eksotik, maka perlu mendaki di atas Batu Sori sehingga seluruh wilayah pantai dapat dipotret dari berbagai arah dan sudut pandangan.

Sekitar 1 jam kami berada disana dan menikmati segala fasilitas yang tersedia sehingga perjalanan yang cukup lama bisa terobati oleh pemandangan yang sangat menarik dan indah. Kedepannya Batu Sori harus lebih mendapatkan perhatian agar lebih terlihat menawan dan bisa menggaet para turis mancanegara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...