Langsung ke konten utama

BOLA KARET DALAM PILKADA *Darmin Hasirun*


Pernahkah anda melihat dan menggunakan bola karet? Benda yang satu ini mempunyai ciri khas “semakin dibanting ke bawah, maka semakin tinggi lentingannya”, inilah ilustrasi yang penulis gambarkan dalam pemilihan kepala daerah, untuk mengetahui lebih jauh mari kita baca dan renungkan bersama-sama tulisan di bawah ini.

Kontes pemilihan kepala daerah yang melahirkan calon-calon pemimpin daerah merupakan hal yang sangat diperlukan guna menciptakan perubahan ke arah yang dicita-citakan bersama sesuai dengan visi, misi dan program kerja calon kepala daerah. Tentu untuk menyaring beberapa calon atau bakal calon yang ada, dibutuhkan filter (alat penyaring) yang baik agar tercipta satu pasangan calon yang keluar dari hasil pemilihan  sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Selama proses penyaringan inilah banyak ditemui berbagai dinamika sosial dan politik yang berkembang sesuai dengan ekspektasi masyarakatnya. Mulai dari isu positif untuk mempromosikan kehebatan calon sampai isu negatif untuk menjatuhkan calon lainnya, fenomena ini sering dianggap normal oleh masyarakat, lebih-lebih para elit yang sudah terbiasa diterpa berbagai gossip atau isu yang tidak sedap.

Berbagai strategi pemenangan terus dilakukan oleh para calon maupun tim sukses dan relawannya guna meraih simpati masyarakat, maka “kampanye hitam dan putih” kadang dihalalkan pada masa-masa sosialisasi. Berdiri tegak menghadang segala berita propaganda adalah salah satu tugas para tim dan relawan, menghalau dan menepis berita-berita miring yang berpotensi menurunkan elektabilitas dan popularitas calon tertentu.

Hinaan, cemohan, sindiran, dan berbagai kata-kata negatif selalu menjadi “lagu wajib” yang dinyanyikan dikala mendekati ajang pemilihan tersebut. Kebiasaan para tim sukses menggunakan jalur black campaign terus dilontarkan, isu beda agama, suku, golongan, bahkan ranah privat keluarganyapun tidak luput dari incaran para pencari berita negatif. Rencana buruk dan baik bukanlah menjadi masalah utama karena masalah utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu adalah menjatuhkan lawan dari berbagai macam penjuru agar dibenci oleh masyarakat.

Mereka mencoba meyakinkan masyarakat bahwa calon tertentu mempunyai rekam jejak yang buruk dan tidak pantas untuk dipilih dalam pemilihan nantinya, segala kehidupan calon kepala daerah dikupas satu persatu, diposting, diberitakan, bahkan dijadikan bahan tertawaan sebagai simbol tidak layaknya calon tersebut menjadi pemimpin di daerahnya. Hampir setiap hari suguhkan berita pencemaran nama baik tentang dirinya, apakah itu benar atau tidak? Tetapi isu tetaplah isu yang belum tentu dipercayai kebenarannya.

Ternyata bentuk-bentuk kampanye negatif tidaklah selamanya merugikan calon kepala daerah, bahkan bisa jadi menjadi senjata ampuh untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Kita tahu bersama kebanyakan masyarakat Indonesia mempunyai sifat empati yang tinggi jikalau melihat atau mendengarkan ada orang-orang yang merasa dizholimi, disitulah perasaan masyarakat tergugah untuk menolongnya.

Penulis memberikan contoh terkini seperti bakal calon kepala daerah DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setiap harinya diberitakan tentang isu-isu yang buruk tentang kinerja dia selama memimpin DKI Jakarta misalnya isu kasus sumber waras, isu agama, isu pendatang, etnis/suku, reklamasi teluk Jakarta, dan beragam isu yang ditujukan untuk dirinya, tetapi upaya ini ternyata berbanding terbalik dengan hasil survey yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survey, hasilnya Ahok menempati urutan paling teratas sebagai figure calon kepala daerah yang paling disukai masyarakat. Contoh lain lagi, Joko Widodo alias Jokowi yang sempat mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta maupun Presiden RI, muncul beragam hinaan dan ejekan terhadap beliau tetapi upaya tersebut tidaklah membuahkan hasil yang memuaskan bahkan sebaliknya rakyat semakin kuat mendukung beliau untuk maju menjadi Presiden.  

Rasa empati masyarakat terhadap pemberitaan yang buruk pada salah satu calon kepala daerah dapat berpotensi menjadi spirit baru untuk bangkit dari segala badai yang selalu dihadapinya. Rasa iba masyarakat kadang menggugurkan aspek rasionalitas untuk memilih sehingga masyarakat lebih memilih orang-orang yang disudutkan.

Bantingan demi bantingan dengan menyerang kelemahan lawannya, alhasil bukan malah menjatuhkan calon lawan tersebut, tetapi malah semakin melambungkan namanya, ibarat bola karet “semakin keras jatuhnya semakin tinggi pula naiknya, semakin kuat dipukul semakin kuat pula balasannya”. Menurut penulis, ini adalah hukum alam yang dialami oleh masyarakat khususnya dalam pemilihan kepala daerah. Hukum alam ini telah lama ditanamkan dalam memori alam bawah sadar manusia, melalui cerita-cerita rakyat, film, atau kejadian-kejadian sosial lainnya selalu menyuguhkan rasa simpati kepada orang yang dizholimi, dan membenci orang yang selalu berkata-kata kasar, hina dan dosa.

Pembaca yang budiman, terkhusus para tim sukses dan relawan, berhati-hatilah dalam membicarakan keburukan calon kepala daerah karena bisa jadi orang-orang yang diisukan atau digosipkan itu berbalik arah didukung oleh masyarakat karena pada dasarnya manusia tidak suka dengan orang-orang yang berkata kasar meski benar, dan cenderung simpati pada orang-orang yang terzholimi meskipun dia salah.

Memang ini tidaklah semuanya benar tetapi alangkah bijaknya kita belajar berkata-kata baik dengan orang yang buruk sifatnya, menghargai perbedaan yang ada sehingga calon yang anda jagokan bisa menang secara terhormat, bukan malah calon anda jatuh karena bola karet yang sudah terlanjur dibanting dapat memenangkan lawannya. “Biarkanlah rakyat menilai isu-isu yang ada karena rakyat tidak buta, tidak tuli dan tidak bisu”, rakyat punya hati nurani dan pikiran memutuskan mana yang benar dan salah. Jadilah pemilih cerdas dalam menentukan pemimpin daerah di masa depan. Trim’s.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...