Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh..!
Tulisan
ini penulis dedikasikan untuk para pemudik khususnya keluarga yang sedang dan
akan berangkat pulang ke kampung halaman.
Mudik
merupakan kegiatan kembalinya seseorang atau beberapa orang ke kampung halaman
yang biasanya dilakukan menjelang hari raya keagamaan atau hari libur lainnya.
Rutinitas ini menjadi budaya masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama sanak
saudaranya yang sudah sekian lama berpisah untuk merantau, menimbah ilmu, mencari
nafkah atau bekerja di daerah lain.
Masa-masa
mudik merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan oleh para perantau yang
telah berjuang dan bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup diri dan
keluarga sebagai manusia. Disinilah kegiatan masyarakat disibukan dengan berbagai
aktivitas yang cukup menguras tenaga, waktu, uang dan pikiran demi sampai ke daerah
tujuan.
Banyak
sarana yang dapat dipakai oleh para pemudik mulai dari kapal penumpang bagi
yang menyeberang laut, mobil dan motor bagi yang perjalanan darat, dan pesawat
komersial bagi yang menyeberang melalui udara, tinggal disesuaikan dengan jarak
tempuh, kondisi geografis dan uang yang dimiliki.
Untuk
sampai ke tujuan memang bukan pekerjaan yang gampang, mulai dari sebelum
keberangkatan harus menyiapkan segala kebutuhan mudik seperti obat-obatan,
pakaian, makanan, minuman, kendaraan motor/mobil dan lain-lain. Pastinya akan
banyak barang bawahan yang harus dipegang bahkan dipikul untuk dibawah pulang
ke kampung halaman, mengangkat barang-barang berat, berdesak-desakan dengan
padatnya manusia, antrian panjang, menunggu berjam-jam sampai tidur di ruang
tunggu pelabuhan dan terminal merupakan pemandangan yang biasa kita lihat.
Ditambah lagi perjalanan lama, butuh berjam-jam bahkan berhari-hari untuk
sampai ke kampung halaman.
Penulis
memberi judul tulisan ini “MUDIK, PUASA DAN FITRAH” sebagai refleksi perjalanan
kita yang begitu melelahkan agar bisa kembali ke tanah kelahiran. Mudik di
Indonesia merupakan fenomena arus pergerakan sosial yang sangat luar biasa,
karena segala arah, setiap waktu, dan tempat merasakan ramainya orang
berbondong-bondong melakukan perjalanan pulang ke daerahnya. Biasanya yang
sering ditanyakan anggota keluarganya kepada para calon pemudik hanya dua kata
yaitu “kapan pulang ?”. Dua kata inilah yang coba dijawab oleh pemudik dengan
yakin bahwa “saya akan pulang hari sekian dan jam sekian”.
Bagi
penulis, kegiatan Mudik sangat berhubungan dengan bulan puasa dan hari raya
Idul Fitri, karena tidak ada hari-hari lain yang jumlah arus mudiknya lebih
besar dari pada saat hari idul fitri. Pertanyaannya kenapa bukan hari raya idul
adha, hari raya isra mi’raj atau hari raya lainnya..? Menurut hasil renungan
penulis bahwa mudik ternyata mempunyai nilai filosofi terkait ibadah puasa dan
hari raya idul fitri.
Mudik
bertujuan agar kembali ke tanah kelahiran, sama halnya dengan ibadah puasa yang
bertujuan agar kembali seperti awal kelahiran yaitu fitrah. Hal ini seperti
dalam pandangan islam bahwa tidak ada seorang bayipun dilahirkan kecuali dalam
keadaan fitrah (yang suci).
Mudik
dan puasa sama-sama membutuhkan kesabaran tinggi, komitmen kuat, pengendalian
diri, dan keikhlasan dalam melaksanakannya karena banyak tantangan dan hambatan
yang selalu menghadang dalam menempuh perjalanan selama mudik maupun puasa
tersebut.
Mudik
bertujuan untuk berkumpul dengan sanak saudara, merupakan fitra manusia sebagai
mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari rasa sayang, cinta kasih, tolong
menolong dan segala kegiatan yang memerlukan bantuan dan perhatian orang lain.
Begitupula dengan puasa bukan hanya pada kepentingan pribadi tetapi kepentingan
sosial juga sangatlah diajurkan seperti zakat fitrah, sedekah, dan bantuan
sosial lainnya.
Mudik
dilakukan secara massal dalam waktu-waktu tertentu seperti pergi bersama,
membawah barang bersama-sama, pulang bersama dan kegiatan yang bernuansa
kebersamaan lainnya. Begitupula dengan puasa dilakukan bersama-sama misalnya
sahur bersama-sama, menahan lapar bersama-sama, buka puasa bersama-sama, sholat
berjamaah dan masih banyak lagi.
Puasa
merupakan ibadah wajib yang diajurkan oleh Allah SWT kepada orang-orang beriman
agar menjadi golongan orang bertaqwa, begitupula mudik merupakan kegiatan wajib
yang diajurkan oleh sanak family agar menjadi orang-orang yang dicintai. Puasa
sebagai bagian dari ibadah agama, dan mudik sebagai bagian dari ibadah sosial.
Memang
tidak semua orang pulang ke kampung halamannya karena padatnya pekerjaan atau
hal-hal yang menghalanginya hingga tidak bisa pulang, tetapi yang mereka
rasakan adalah kesedihan, kesendirian, rindu berat ingin pulang, galau bahkan
air mata bercucuran karena tidak sempat berkumpul dengan orang-orang yang
dicintainya. Sama pula dengan orang-orang beriman, tidak semuanya menjalani
puasa dengan baik hingga belum mencapai derajat taqwa dan fitrah yang pada
akhirnya kesedihanlah yang dirasakannya. Oleh karena itu mintalah petunjuk dan
perlindungan dari Allah SWT agar doa berkumpul kepada keluarga dan kembali ke
tanah kelahiran dapat terwujud di hari kelak. Amin..!
Bagi
pemudik penulis berdoa semoga, perjalanan anda berjalan aman, lancar, dan
selamat sampai tujuan begitupula ibadah puasa anda dapat dilaksanakan dengan
baik. Selamat bermudik ria. Jadikan mudik anda indah dengan saling berbagi rasa
dan informasi kepada sanak saudara yang penuh cinta dan kasih sayang.
Wassalam..!
Komentar
Posting Komentar