MEMORIAL PERJALANAN MENUJU PULAU BATUATAS, PULAU KECIL
YANG INDAH
Pada
hari sabtu, tanggal 7 Mei 2016 pukul 08.05 Wita, saya berangkat ke Pulau
Batuatas dengan menaiki kapal penumpang Baubau-Batuatas, ukuran kapalnya cukup
layak dijadikan sebagai kapal penumpang.
Saat
itu jumlah penumpang tidak banyak sekitar 15 orang beserta awak kapalnya.
Suasana kapal yang sejuk meski harus berbaring di atas papan tanpa dilapisi
matras atau tempat tidur sejenisnya untuk para penumpang.
Kebetulan
pada hari keberangkatan lautan teduh/tidak berombak, dan angin terasa segar
sehingga penumpang di dalam kapal cukup nyaman untuk tidur.
Waktu
mesin kapal menyalah, terlihat kepulan asap yang menyebar dari dapur sampai di
depan pintu masuk penumpang sehingga suasana ini menjadikan penumpang terbagi
menjadi dua tempat yaitu ada yang tetap bertahan dalam kapal dan adapula yang
keluar untuk menghirup udara segar.
Barang-barang
penumpang terlihat kurang rapi karena memang sebagian barang bawahan penumpang
ditaruh pada bagian kamar penumpang dan didalam kamar belum ada tempat khusus
untuk menyimpang barang-barang bawahan tersebut.
Ruangan
di dalam kapal nampak tidak ada sekat pembatas antara kamar penumpang, dapur
bahkan WCnyapun terlihat dari ujung depan kapal. Kondisi ini yang menguntungkan
proses sirkulasi udara keluar dan masuk dalam kamar penumpang.
Terlihat
ada anggota kepolisian yang sedang asyik bercerita sepanjang jalan. Mereka
berangkat untuk mengawal kertas soal ujian nasional tingkat SMP. Mereka memilih
duduk di luar tepatnya bagian depan kapal, dengan dibentangkannya layar
menjadikan mereka tertutupi dari sinar matahari yang cukup panas sehingga dapat
menikmati pemandangan laut yang luas dan tenang.
Selama
perjalanan, ada beberapa penumpang khususnya wanita yang menghabiskan waktu
perjalanan untuk tidur dan sesekali bangun melihat waktu/jam, makan siang
ataupun melihat pulau tujuannya.
Di
dalam kapal ada tiga tingkat yaitu tingkat pertama untuk ruangan mesin dan
penyimpanan barang-barang, tingkat kedua untuk kamar penumpang, dapur dan WC,
serta tingkat ketiga bagian atap untuk kemudi dan tempat istrahat penumpang.
Setelah
lama menunggu dan berbaring di dalam kapal, sayapun melihat jam di HP, sudah
menunjukan pukul 15.10 Wita terlihat jelas Pulau Batuatas yang berbentuk seperti
“Tubuh Buaya”. Pulaunya yang masih ditumbuhi oleh pepohonan karena beberapa
bulan yang lalu telah memasuki musim hujan. Biasanya pulau ini nampak sekali
susunan bebatuan yang membentuk pulau saat musim kering/kemarau tiba, oleh
karena itu pulau ini disebut Pulau Wacuata/Batuatas.
Para
penumpang yang sedang menatap pulau seakan dirinya ingin segera sampai di pulau
itu. Selama dalam perjalanan tidak ada ombak yang menggulung disepanjang lautan
yang tenang, sejuk, ditambah angin sepoi-sepoi yang meniupkan udara yang segar buat
orang-orang yang berada di atas kapal.
Di
ujung pulau itu terlihat daratan yang terbentuk dari gundukan pasir yang
panjang dan luas. Dengan jejeran pohon kelapa yang tertata rapi dan indah. Lautnya
yang biru dengan ditumbuhi rumput-rumput laut, dan pantainya yang terbentung
sangat luas dan indah saat laut mulai surut seperti membentuk satu pulau
tersendiri, lantaran luasnya orang-orang yang ada di ujung pantai terlihat
kecil seperti melihat “anak ayam”. Memandangan ini sama halnya dengan Pantai
Boneoge atau Pantai Katembe di Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah, tetapi
kebersihan pantai dan keasriannya lebih baik di pantai Batuatas.
Anda
mau buktikan..Silahkan jalan-jalan di pulau Batuatas, pulau kecil yang indah..!
Komentar
Posting Komentar