Langsung ke konten utama

MESTINYA ORANG TUA MEMINTA MAAF *Darmin Hasirun*



Cerita ini adalah pengalaman saya terhadap anak tercinta, namanya Fail Alfatih Darmin biasa dipanggil Fail. Berawal saat memandikan Fail sore hari, biasanya dia bermain air dulu lalu mandi, bagi dia bermain air sama halnya bermain dengan robotnya yang paling disukai, jadi untuk mengajaknya mandi pastinya agak susah diturutinya.

Setelah beberapa menit membiarkannya bermain air dan pesawatnya, waktu terlihat menjelang magrib, maka saya mengingatkannya agar lekas mandi, tetapi dia masih tetap bermain, seakan ajakan tadi kurang dipedulikan. Saya mandikan dulu pesawatku ayah “katanya”.

Melihatnya sudah cukup lama bermain air, saya pun memaksanya mandi dengan menyiramkan air di badannya, maka basah kuyuplah dia. Biasanya setiap dia mandi ingin mengikuti caranya, karena terlalu banyak permintaannya (ingin mandi sendiri, ingin main-main dulu, ingin pake shampo dan sabun sendiri) dan saking lamanya mandi akhirnya saya tidak lagi mengikuti kemauannya itu.

Alhasil, diapun menangis, saat itu saya mencoba berusaha mengikuti keinginannya, tetapi tidak lama kemudian saya agak emosi karena lama mandi akhirnya kucubit tangannya, dan teriakan tangisannya semakin keras. Bundanya pun datang meredahkan tangisnya, dan saya masuk ke kamar menjaga adiknya yang berumur satu bulan lebih. Setelah beberapa menit kemudian Fail mengikuti arahan bundanya sambil memakai handuk.

Di dalam kamar, saya duduk sambil menggendong adiknya, tidak lama kemudian terlihat fail masuk di dalam kamar sambil ditemani bundanya. Isak tangisnya masih terasa meski harus ditahan karena melihat saya.

Saya kembali berpikir tentang tindakan yang barusan tadi, lantaran tidak sabar menunggu anak mengikuti kemauannya sehingga harus kucubit tangannya. Rasa bersalah pun terbesik dalam hati, anak kecil tidak mungkin bersalah “kataku dalam hati”. Saya orang tuanya salah merespon sikap dia yang agak manja. Keluguannya menjadikanku tersadar bahwa tidak meski anak yang meminta maaf dengan menjaga gengsi bahwa orang tua yang benar dan lebih tahu.

Fail yang agak ketakutan dengan saya, memilih menjaga jarak sambil mengambil baju dan mainannya. Saya pun mendekatinya, memeluknya, dan membisikan di telinganya sambil mengucapkan “permintaan maaf berkali-kali sama dia”. Rasa bersalah dalam hati membuatku terenyuh dan bersedih sambil memeluknya, diapun ikut memelukku dengan hangat.

Tindakan ini kulakukan bukan terkait undang-undang perlindungan anak, tetapi ini masalah hati antara anak dan ayah, yang bersusah payah bersama bundanya membesarkannya dari janin sampai usia 4 tahun dengan penuh cinta dan kasih sayang, dan baru kali itu saya bertindak gegabah (tidak sabar), hingga salah bertindak terhadap kelakuan anak.

Inilah pelajaran berharga buat saya, bahwa tidak meski anak yang duluan meminta maaf, sikap meminta maaf dari orang tua adalah contoh/teladan untuk anak-anak dalam hal apapun. Bagi saya, orang tua memberikan pelajaran kepada anaknya bukan karena anak mengikuti apa yang dikatakan oleh orang tua, tetapi apa yang dilakukan oleh orang tua.

Terima kasih anakku telah memberikan pelajaran hidup, dan permintaan maaf sudah mencubit tanganmu. Semoga kelak engkau menjadi anak yang berguna bagi keluarga, bangsa dan negara. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...