Tulisan
ini dilatar belakangi oleh maraknya para bakal calon atau calon kepala daerah
melakukan sosialisasi di dunia maya (internet) dan dunia nyata yang sering
menampilkan gambar-gambar monoton dan membosankan. Bagaimana tidak? Setiap kita
melihat gambar para calon kandidat seperti menampilkan gambar layaknya coverboy
padahal wajahnya pas-pasan, dibilang calon kepala daerah tetapi tidak punya prestasi
nasional atau mendunia, dibilang pintar tetapi program kerja yang ditawarkannya
seperti program kerja pemerintah desa atau kelurahan (orang gaul bilang tidak
gregret), dibilang pro rakyat tetapi penampilannya kayak bos atau calon
penguasa, padahal mereka itu harapan daerah, calon putra daerah terbaik yang
akan duduk di singgahsana kekuasaan.
Masyarakat
tidak banyak meminta iming-iming dari engkau wahai para calon kepala daerah.
Mereka membutuhkan sesuatu yang nyata, bukan seperti beli kucing dalam karung
atau burung dalam kardus. Tidak ditahu jenis kucing atau burung apa yang ada di
dalam? Hanya tertempel TULISAN “BELILAH KUCING INI, PILIHLAH KUCING INI, MARI
BERSAMA KUCING INI..!” Tahu tidak?
kata-kata itu membuat masyarakat sebel, jengkel, gemas, pokoknya tidak suka
gitu dech…!
Oleh
karena itu, penulis ingin memberi masukan kepada bapak-bapak, ibu-ibu dan
kakak-kakak yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Silahkan simak
saran sebagai berikut:
1.
PRESTASI
Setiap anda yang ingin mempromosikan diri
agar masyarakat tertarik, dan dikenal masyarakat luas, maka yang ditulis
disamping fotonya adalah sisipkan kalimat prestasinya apa yang pernah
didapatkan…? Baik tingkat nasional maupun dunia, minimal tingkat daerah. Kita
bisa mengambil contoh kepala daerah yang menampilkan prestasinya setiap promosi
atau sosialisasi lewat media seperti Bapak Joko Widodo saat mencalonkan diri
menjadi Gubernur DKI Jakarta heboh tuh promosi prestasinya dalam menertibkan
pedagang kaki lima saat menjadi Walikota Solo, menjadi Walikota berpengaruh di
dunia tahun 2015 akhirnya masyarakat suka sama beliau, Bapak Ridwan Kamil saat
menjadi calon Walikota Bandung yang menggunakan media internet atau media
elektronik lainnya untuk mempromosikan prestasinya, bapak Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Barat yang mempromosikan prestasinya saat menjadi anggota DPR RI
yang bersih (tidak KKN) dan pro rakyat.
2.
INOVASI
Inovasi yang
dimaksud adalah konsep program kerja terbarukan. Inovasi lawan dari plagiat
dengan mengambil konsep orang lain alias copi paste program kerja bahkan
yel-yel-Nya pun bukan murni pemikirannya. Contoh program kerja inovasi oleh
Bapak Ridwan Kamil dengan Smart City yang mengambil konsep kota berbasis
elektronik menjadi harapan baru bagi masyarakat Kota Bandung, Bapak Fadel
Muhammad yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo menggunakan empat strategi
yaitu inovasi pemerintahan wirausaha, inovasi pengembangan SDM, Inovasi
menumbuhkan ekonomi rakyat berbasis desa, dan Inovasi teknologi tepat guna.
3.
KESEDERHANAAN
Penampilan elegan, seragam putih ataupun necis
full colour tidak menjamin anda disukai oleh masyarakat, karena bisa jadi
penampilan di gambar tidak sesuai dengan kebiasaan hidup anda, yang suka hidup
mewah, pakaian dan asesoris mahal, kendaraan lengkap, dan lain-lain. Kita bisa
mengambil contoh kepala daerah yang hidup sederhana seperti ibu Tri Rismaharani
yang sekarang menjadi Walikota Surabaya penuh kesederhanaan, tampil apa adanya,
baik dalam kesehariannya maupun promosi lewat media.
4.
PEDULI
RAKYAT
Ingat ya..!
Blusukan merupakan cara yang pertama kali dipopulerkan oleh Bapak Joko Widodo saat
ingin meraih simpati masyarakat, dengan turun langsung melihat kondisi masyarakat,
mendengarkan curhatnya dan memberikan harapan nyata bagi masyarakat. Cara ini
sangatlah familiar karena sudah terbukti dapat menjadi magnet yang kuat untuk menarik
dukungan dari masyarakat. Meskipun tidak semua blusukan adalah bagian dari
kepedulian kepada masyarakat, oleh karena itu perbiasakanlah diri anda selalu
blusukan sebelum menjadi calon kepala daerah. Lihat tuh..orang-orang yang sudah
terbiasa jadi bos di kantornya saat blusukan ke masyarakat kentara hangusnya,
jeleknya, dan capeknya. Kalau orang yang suka atau terbiasa blusukan dengan
pakaian dan gaya yang sederhana pasti tidak akan terasa capek, jelek dan hangus
(ya memang muka sudah seperti itu koh).
5.
BERANI
Berani tidak mesti
harus dengan marah-marah, berani itu sikap wibawa seorang calon dalam menjaga
komimennya memberantas mafia-mafia di daerah, mulai dari mafia proyek, mafia
pungli, mafia illegal logging, mafia illegal fishing, melaporkan para koruptor
kepada pihak kepolisian, berani tidak menjadikan lahan proyek bagi keluarganya,
berani melakukan perombakan besar-besar. Itu semua adalah tindakan yang penuh
resiko tetapi dampak positifnya besar, maka dibutuhkan pemimpin bernyali.
6.
DERMAWAN
Dermawan
adalah sikap seorang pemimpin yang suka memberi hartanya kepada orang lain yang
lebih membutuhkan seperti fakir miskin, anak terlantar, orang tua jompo, dan
lain-lain. Saya perlu mengingatkan kepada para calon kepala daerah yang pernah
mengusir anak-anak meminta-minta uang kepada anda, tidak memberi sedikitpun
saat adik-adik mahasiswa meminta bantuan, menghindar saat dimintai bantuannya,
dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ada baiknya sifat-sifat seperti ini
perlu mengurungkan niatnya untuk maju, karena akan menjadi bahan cercaan dari
orang lain, anda membayangkan saja orang baik-baik pun bisa kena fitnah,
lebih-lebih orang yang kikir selama belum menjadi calon. Janganlah menjadi
Dermawan dadakan hanya karena kepentingan pemilihan kepala daerah, disitulah
terlihat anda hanya pencitraan yang penuh kemunafikan.
Semoga
tips ini bisa memberikan masukan buat anda yang mempunyai niatan maju menjadi
kepala daerah. Saran di atas merupakan cara representatif untuk menjadi kepala
daerah meskipun masih banyak tokoh-tokoh mendunia yang perilakunya perlu
diterapkan seperti perilaku Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan sifat Sidik
(Jujur), Fathanah (cerdas), Amanah (dipercaya) dan Tablig (menyampaikan
kebaikan).
Memang
setiap orang yang menjadi kepala daerah mempunyai jalan berbeda-beda, ada mantan
napi jadi kepala daerah, ada muka wong deso jadi kepala daerah, ada pikiran
dangkal jadi kepala daerah, ada orang yang sederhana bisa jadi kepala daerah,
bahkan ada koruptor menjadi kepala daerah.
Tulisan
di atas hanya sekedar menunjukan jalan kepada beliau-beliau yang ingin menjadi
pemimpin yang baik buat masyarakat maupun daerahnya. Anda pakai atau tidak, bukan
menjadi masalah bagi penulis karena yang tentukan masa depan anda hanya Tuhan
dan Diri anda sendiri.
Komentar
Posting Komentar