Kota
Baubau merupakan salah satu kota yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara,
dengan keindahan alamnya yang masih terjaga serta mempunyai daya tarik
tersendiri bagi turis domestik maupun manca negara, disamping itu daerah ini
mempunyai kekayaan budaya yang tidak kalah bersaing dengan daerah lain, maka
pantaslah disebut Kota Pusat Kebudayaan Buton.
Kekayaan
alam dan budaya yang ada terus dibangun dengan berbagai kebijakan yang dapat
mempercepat proses pembangunan baik pembangunan manusia maupun infrastruktur,
yang nantinya akan berdampak pada optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya
yang ada dan tersebar di seluruh kawasan daerah ini.
Pada
masa pemerintahan MZ Amirul Tamim dua periode sejak terbentuknya Kota Baubau
sebagai daerah otonom yang sudah berpisah dengan Kabupaten Buton, telah banyak
mengubah wajah kota dari kumuh menjadi tertata cukup rapi, pembangunan
infrastruktur jalan, obyek pariwisata, gedung perkantoran, pengembangan kawasan
hunian warga dengan membangunan akses jalan, pemberdayaan masyarakat dengan
berbagai bantuan baik yang berasal dari tingkat pusat maupun daerah seperti
program Blockgrant, PPMK, PNPM Mandiri Perkotaan dan lain sebagainya, reklamasi
pantai, pembangunan Rusunawa, pembangunan jalan baru di kawasan Palagimata
berdampak pada pembangunan perumahan warga tidak lagi terkonsentrasi dan
menumpuk di sekitar pesisir pantai, promosi wisata alam dan budaya sampai pada
tingkat dunia dengan mendatangkan para investor dari berbagai negara salah
satunya adalah Korea Selatan, banyaknya kebijakan yang bersifat inovatif
menjadikan kota ini berkembang cukup pesat dibandingkan dengan daerah lain
seperti Kota Kendari, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi dan daerah lainnya di
wilayah Sultra.
Dengan
berbagai pembangunan inovatif maka dapat membuka mata dan pikiran masyarakat
Kota Baubau tentang rancangan pembangunan yang sinergis, maju dan berkelanjutan,
bagaimana tidak. Figur Amirul Tamin ternyata mempunyai latar belakang dengan disiplin
ilmu yang ditekuninya di bidang manajemen perkotaan, ternyata melahirnya
berbagai ide-ide terbarukan pada masanya.
Siapa
yang menyangka Kota Baubau akan berubah seperti ini? inilah yang sering
didengar dari ucapan orang-orang yang saya temui, banyak warga dari luar Kota
Baubau menaruh kekaguman pada perkembangan daerah ini karena pemimpinnya yang
berjiwa inovatif, kreatif dan moderat. Hal ini seperti ungkapan dalam manajemen
bahwa “kemajuan organisasi sangatlah ditentukan oleh pemimpin organisasinya”
semakin baik pemimpinnya maka organisasinya cenderung baik begitupula
sebaliknya semakin bobrok pemimpinnya maka semakin bobrok pula organisasinya.
Masih
teringat saat Amirul Tamim memimpin daerah ini, hampir setiap malam minggu ada
kegiatan hiburan di Pantai Kamali bahkan kadangpula dalam satu minggu diadakan
2 atau 3 kegiatan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta, ormas,
ataupun kegiatan kampus. Saya mempunyai pengalaman 8 tahun lalu pernah izin memakai lokasi pantai kamali, ternyata banyak
pihak yang memakai lokasi ini untuk event-event.
Lain
dulu lain sekarang, ini ungkapan yang cocok untuk gambaran lokasi pantai kamali
sekarang bukan hanya menjadi tempat hiburan tetapi tempat hiburan plus pasar
malam yang diperuntukan untuk para pedagang kaki lima. Saya tidak sedang
mempermasalahkan aktivitas pasarnya, tetapi kegiatan hiburan terkesan mulai
meredup karena bercampur aduknya antara lokasi hiburan dan pasar malam, ini
diduga disebabkan penataan ruang yang masih setengah hati sehingga nampak
semrawut, tidak teratur dan sesak. Jikalau lokasi ini ditata dengan baik dengan
kebijakan Pemkot yang mengatur penempatan PKL terpisah dengan tempat hiburan
maka yakin pasti akan teratur, rapi dan indah.
Dewasa
ini kita menyaksikan diberbagai tempat, dari ujung timur sampai ujung barat
Kota Baubau terasa sepi dengan pembangunan, rasanya rindu dengan pembangunan masa
lalu yang pernah dicontohkan oleh pemerintah sebelumnya. Kini kita melihat
pembangunan drainase yang semakin diperlebar dan diperpanjang tetapi manfaatnya
terkesan belum terlihat karena saat musim hujan dibeberapa wilayah masih
berlangganan banjir seperti simpang empat SMA Negeri 2 Baubau dan di depan kantor
KPUD lama (Kelurahan Lamangga), pembangunan taman sehati di Kecamatan Sorawolio
yang sudah dihuni oleh monyet dan binatang sejenisnya, nampak revitalisasi Pasar
Wameo yang sudah diprogramkan beberapa tahun belakangan ini tetapi kondisi
pasar semakin lesuh tidak bertenaga yang berdampak pada perputaran roda
perekonomian jadi mandek, tersumbat dan membuat pening kepala. Pertanyaannya
apakah tidak ada pembangunan? Jawabannya ada tetapi masih seputar perbaikan
jalan, pengadaan genset, pembangunan toilet umum pantai kamali, toilet lapangan
lembah hijau, toilet taman kotamata, toilet taman pantai kamali dan pembangunan
yang berskala kecil lainnya (sumber lpse.baubaukota.go.id).
Teringat
dengan apa yang dikatakan oleh Walikota AS Thamrin bahwa Kota Baubau tidak
perlu membangun mercusuar, yang kita bangun adalah manusianya. Sekarang apakah
pernyataan itu terbukti benar? jikalau melihat fakta yang ada maka bisa jadi pertanyaan
ini menjadikan masyarakat semakin ragu dengan komitmen dan konsistensinya dalam
pembangunan yang dipernah diucapkannya.
Indeks
Pembangunan Manusia (IPK) Kota Baubau terus meningkat dari tahun 2010 sebesar
70,60, tahun 2011 sebesar 71,11, tahun 2012 sebesar 71,65, tahun 2013 sebesar
72,55 dan tahun 2014 sebesar 73,13 (sumber BPS Kota Baubau). Sayangnya
peningkatan pembangunan manusia secara kuantitatif berbanding terbalik dengan
fakta kualitatif seperti tingkat tawuran atau konflik yang semakin tinggi,
pembunuhan yang semakin meresahkan warga, masih banyaknya anak-anak jalanan
yang meminta-minta di tempat-tempat umum, premanisme, para pencopet, juru parkir
liar, dan lain-lain.
Apakah
masyarakat mempercayai data angka-angka atau fakta di lapangan? Tentu
jawabannya masyarakat lebih melihat fakta ketimbang data. Inilah yang
seharusnya menjadi tugas pemerintah, jikalau pemerintah Kota Baubau fokus dan
konsisten membangunan manusia maka harus ditunjukan perubahan yang signifikan
bukan hanya pada angka tetapi kualitas sumber daya manusianya yang harus
seimbang pula.
Masyarakat
Kota Baubau rindu dengan pembangunan, bukan hanya membangun secara tambal sulam
atau mengekor pada kebijakan lama, tetapi harus ada kebijakan terbarukan yang
bisa lebih baik lagi dalam menciptakan pembangunan segala sektor. Inilah yang
dinanti-nantikan selama ini dan harus menjadi tugas utama kebijakan kepala
daerah. Seharusnya pemerintah khususnya Walikota Baubau lebih giat lagi membuat
terobosan-terobosan terbarukan dan berskala besar sehingga pembangunan segala
sektor semakin melejit dan bergairah, bukan membuat contekan pembangunan yang
berdampak pada tingkat kekecewaan/tidak ketidakpuasan masyarakat terhadap
pembangunan sekarang.
Pembaca
yang budiman, khususnya aparatur pemerintah Kota Baubau, mari kita bergegas
membangun daerah ini, semakin hari semakin giat, semakin hari semakin tinggi etos
kerjanya, contohilah aparatur Jepang dan Korea Selatan yang membangun
negara/daerahnya karena mereka menganggap kerja kerasnya mengantarkan pada
pembangunan peradaban yang gemilang, kejayaan negara dan balasan surga akan
kebaikannya. Trim’s.
Komentar
Posting Komentar