Langsung ke konten utama

PETA POLITIK BAKAL CALON KEPALA DAERAH DI BUSEL *Darmin Hasirun*



Sebelum membaca tuntas isi tulisan ini terlebih dahulu perkenankan saya jikalau ada pihak-pihak yang disebutkan dalam analisis ini agar tidak tersinggung. Utamanya para pendukung setiap para bakal calon kepala daerah di Busel.

Peta politik merupakan cara mendeskripsikan obyek dengan menggunakan skema atau gambar untuk membedakan lokasi atau posisi obyek yang dipetakan/ditempatkan tersebut untuk kepentingan kekuasaan atau jabatan. Dalam dunia politik khususnya pemilihan kepala daerah, membuat peta politik sangatlah penting untuk melihat kekuatan, kelemahan lawan, peluang dan tantangan yang akan dihadapi nanti. Situasi politik mempunyai sifat pergerakan dan irama yang dinamis sehingga dengan adanya peta politik akan dapat mengimbangi gerakan dan irama tersebut menjadi sebuah rangkaian lagu politik yang asyik di perbincangkan oleh para peminat politik.

Pesta demokrasi di daerah telah banyak mewarnai blantika politik kekuasaan para calon kepala daerah. Disinilah terjadi pertarungan hebat antar pasangan calon yang ingin mendapatkan kedudukan dan kehormatan tinggi di mata masyarakatnya.

Dalam Pilkada di Kabupaten Buton Selatan yang rencana akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017 ke depan. Terlihat banyak pasangan bakal calon kepala daerah yang telah siap melakukan pertarungan memperebutkan kursi nomor 1 tersebut. Pasangan-pasangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.        MUHAMMAD FAISAL- WA ODE HASNIWATI
2.        AGUS FEISAL HIDAYAT-LA ODE ARUSANI
3.        ALIADI-AHMAD
4.        ADIOS- LA MARONTA
5.        MUH. DJUDUL-(BELUM ADA PASANGAN)
6.        H. TASLIM-RUSYAMIN
7.        H. SATTAR-WELSON
8.        AGUS SALIM MBAEDA-LA ODE AGUS LA AO.

Dari 7 pasang bakal calon dan 1 bakal calon kepala daerah yang belum mempunyai pasangan di atas akan diseleksi untuk memperebutkan tiket/pintu agar bisa masuk dalam arena pertandingan politik. Ada yang menggunakan pintu partai politik dan ada juga yang independen. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari masyarakat, hanya Agus Salim Mbaeda-La Ode Agus La Ao saja yang menggunakan jalur independen sedangkan pasangan bakal calon lainnya yang menggunakan jalur partai politik.

Isu tentang klaim mendapatkan dukungan partai mulai disuarakan jauh-jauh hari. Contohnya pasangan Adios mengklaim dirinya didukung oleh Golkar, PDIP dan Nasdem. Begitupula pula dengan Pasangan Muh.Faisal mengklaim yang sama mendapatkan dukungan dari tiga partai politik tersebut.

Prediksi yang dapat kita petakan menjadi kekuatan politik pasangan bakal calon dibagi 3 (tiga) PLAN sebagai berikut:

PLAN A
Beberapa pasangan calon yang diprediksi akan masuk dalam bursa kandidat Calon kada Busel yaitu:
1.        MUHAMMAD FAISAL- WA ODE HASNIWATI
2.        AGUS FEISAL HIDAYAT-LA ODE ARUSANI
3.        H.SATTAR-WELSON
4.        ADIOS-LA MARONTA
Jumlah pasangan calon di atas merupakan jumlah paling banyak diantara beberapa daerah yang bertarung mendapatkan kursi kepala daerah. Pertimbangan keempat pasangan calon tersebut di atas adalah kekuatan modal finansial, akses/jaringan ke pusat, dan dukungan masyarakat dapat menentukan mereka mendapatkan tiket masuk dalam bursa calon kepala daerah.
Keempat pasangan calon di atas, diduga mempunyai kekuatan yang setara baik akses partai maupun kemampuan financial, oleh karena itu penulis menyebutnya “PARA PASANGAN KALIBER BUSEL”. Jikalau keempat pasangan calon di atas betul-betul lolos sebagai calon kepala daerah, maka akan semakin seru pertarungan memperebutkan hati rakyat, bahkan bisa lebih panas dari dugaan penulis.

Pasangan Muhammad Faisal- Wa Ode Hasniwati merupakan pasangan yang serasi dengan memadukan pengalaman mereka sebagai birokrat, akademisi dan politisi (anggota DPRD Prov.Sultra 2009-2014).

Pasangan Agus Feisal Hidayat-La Ode Arusani merupakan pasangan yang kuat dalam hal pengalaman, utamanya Agus Feisal yang sudah berkali-kali mencoba peruntukannya menjadi calon kepala daerah tentu sudah mempunyai pengetahuan, strategi dan perencanaan yang matang dalam melakukan lobi-lobi politik.

Pasangan H.Sattar-Welson merupakan pasangan yang kuat karena dukungan partai amanat nasional. Pasangan yang berlatar belakang sebagai birokrat dan politikus.

Pasangan Adios-La Maronta merupakan pasangan yang kuas karena kemampuan finansialnya, dalam politik transaksional kekuatan uang merupakan penentu deal-deal politik, tidak jarang para politikus handal berlatar belakang sebagai pengusaha.

PLAN B
1.        H.SATTAR-WELSON
2.        AGUS FEISAL HIDAYAT-LA ODE ARUSANI
3.        ADIOS-LA MARONTA

Plan di atas menurut penulis cukup rasional karena pertimbangan kader parpol, kemampuan finansial, dan dukungan dari ketua partai dapat menjadi alasan kuat untuk dicalonkan partai politik. Antara plan A dan B, ada dua pasangan calon yang tidak berubah yaitu pasangan AGUS FEISAL HIDAYAT dan H.SATTAR-WELSON, dan ADIOS-LA MARONTA. Alasannya Agus Feisal pasti mempunyai dukungan dari ayahnya (Syafie Kahar) menggunakan partai Golkar, dan saudaranya Aris Marwan Syahputra dari partai Demokrat. Tentu kedua tokoh ini (Syafie Kahar dan Aris Marwan Syahputra) telah teruji kekuatan politiknya dalam setiap pemilihan kepala daerah baik di Kota Baubau maupun di Kabupaten Buton. Pasangan Sattar-Welson lebih berpotensi mendapatkan kursi melalui partai PAN lewat dukungan Umar Samiun. Sedangkan pasangan ADIOS-LA MARONTA lebih kuat pada kemampuan finansial yang dapat membeli pintu partai PDIP tentu harus mempunyai kekuatan lobi yang baik untuk menjangkau area tersulit yaitu dukungan dari pusat.

Pada pasangan Balon Kada Sattar-Welson cukup bernapas lega setelah terpilihnya Umar Samiun sebagai Ketua DPW PAN Propinsi Sulawesi Tenggara periode 2016-2021 menggantikan Nur Alam dan menjadikan Sattar sebagai Ketua DPD PAN Buton Selatan. Ditinjau dari pendekatan hubungan (relasionship), antara Sattar dan Umar Samiun mempunyai hubungan dan pengaruh yang kuat dibandingkan dengan Sekda Kota Baubau (Muh. Djudul) yang mengklaim pula mempunyai hubungan dengan Ketua DPW PAN Sultra baru tersebut.

Pada PLAN B ini pasangan Sattar-Welson diprediksi akan dipegang oleh Partai Amanat Nasional dan partai-partai kecil lainnya. Pasangan Agus Feisal Hidayat akan dipegang oleh partai Golkar, Demokrat dan partai lainnya. Sedangkan Pasangan Adios-La Maronta diprediksi akan diusung oleh partai PDIP dan partai lainnya.

Berdasarkan prediksi di atas, tentu kita akan mulai bertanya-tanya, bagaimana dengan Bakal Calon yang tidak lolos seleksi menjadi Calon Kepala Daerah Busel.

Jika kita menggunakan PLAN B, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pasangan Faisal, pada dasarnya pasangan ini belum mempunyai banyak massa fanatik seperti pasangan lainnya dikarenakan oleh beberapa aspek yaitu:
1.        Beliau (Faisal) bukanlah putra daerah asli yang lahir dan besar di Buton Selatan, yang tentunya secara emosional dan garis keturunan tidak mempunyai pengaruh yang kuat untuk menggerakan masyarakat di Busel.
2.        Kurang pengalaman di dunia politik karena beliau berlatar belakang pegawai negeri sipil dan Akademisi (Dosen). Tentu dalam pikiran beliau terhadap daerah Buton Selatan adalah bagaimana bekerja secara professional sebagai PJ.Bupati Buton Selatan agar dapat meningkatkan pembangunan di daerah yang baru mekar tersebut. Pada dasarnya beliau mempunyai ide dan idealis yang baik dalam menata pemerintahan dan meningkatkan pembangunan berdasarkan pengalaman sebagai pakar perencana Sultra dan akademisi.
3.        Waktu, dilihat dari manajemen waktu, keberadaannya di Busel relatif singkat karena masa jabatan sebagai PJ.Busel hanya 1 tahun saja, yang mempunyai tugas berat dalam mempersiapkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, menata pemerintahan, dan pembangunan yang tentunya waktu yang ada akan sangat menguras pikiran dan tenaga untuk masuk dalam bursa pencalonan. Ada beberapa aspek yang menjadikan beliau kewalahan mempersiapkan diri menjadi calon kepala daerah antara lain:
a.         Banyaknya tugas dan program baru yang harus direalisasikannya,
b.         Upaya menampung aspirasi kelompok masyarakat sebagai kelompok penekan untuk diberdayakan (Aktivis pejuang pemekaran, akademisi, dan kelompok ormas lainnya),
c.         Pemberdayaan para pegawai yang relatif baru mendapatkan jabatan tertentu.
d.         Adanya konflik antara Umar dan Faisal melemahkan signal kesempatan mendapatkan dukungan dari Partai Amanah Nasional yang paling berpengaruh di wilayah Sultra ini.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa massa pasangan Muh.Faisal belum matang dan mantap untuk dijadikan sebagai loyalis sejati/fanatik, meski ada peluang tidak lolosnya pasangan Muh.Faisal tetapi bisa jadi jikalau kekuatan birokrasi mengintervensi dalam Pilkada akan menjadi senjata mumpuni menjatuhkan pasangan-pasangan calon Kada lainnya yang berseberangan dengannya karena beliau masih menjabat sebagai PJ. Bupati Busel. Hal ini tentu tidak dilakukan secara terbuka karena undang-undang melarang keras Aparatur Negeri Sipil (ASN) terlibat dalam kegiatan politik pemilihan kepala daerah. (Baca, Buku Affan Gafar tentang Politik Indonesia yang menjadikan Birokrasi/PNS sebagai kekuatan politik).

Pasangan Aliadi kemungkinan akan terpecah beralih ke pasangan Sattar dan Agus terkecuali Pasangan Adios karena pada kondisi sekarang ini kubu massa antara Aliadi dan Adios masih perang dingin/ perang urat saraf, yang memberikan efek tidak akurnya hubungan massa kedua tokoh ini dan akan susah untuk menyatukannya.

Muh. Djudul akan tetap loyal pada “Umar Samiun” dan kebanyakan massanya akan bergabung pada pasangan Sattar karena Umar Samiun mempunyai magnet tersendiri untuk menciptakan hubungan yang erat dengan Muh.Djudul dan loyalisnya.

Pasangan H.Taslim akan cenderung mengarah ke pasangan Sattar-Welson karena Taslim mempunyai latar belakang yang cukup lama menjadi bawahan Umar Samiun, tentu secara psikologi akan mempengaruhi pilihannya untuk mengajak massanya bergabung dengannya.

Pasangan Agus Salim Mbaeda dengan memilih jalur independen akan sulit mendapatkan peluang dapatkan dukungan masyarakat dengan mengumpulkan KTP masing-masing pendukung karena ketatnya aturan tentang calon independen, untuk massa pasangan calon ini diduga akan pecah pada beberapa pasangan calon yang lolos.

PLAN C
Jikalau pertarungan terletak pada partai politiknya (bukan figur), maka kesan yang ada adalah pertarungan antara Partai PAN dan PDIP seperti yang terjadi pada pertarungan Calon Kepala Daerah di Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Buton. Pertarungan partai ini bisa saja terjadi karena diduga ada efek domino politik lokal di wilayah Sultra yang cenderung lebih menonjol antara partai penguasa pusat dan partai penguasa pusat. Bisa juga diantara beberapa pasangan calon kepala daerah belum mempunyai ciri khas ketokohan untuk dijadikan namanya sebagai brand (merek) promosi kepada masyarakat sehingga hanya nama partailah yang mereka jadikan merek untuk dipasarkan di masyarakat agar dapat diterima dan dipilih dalam pemilihan kepala daerah tahun 2017 kedepan.

Terlepas dari analisis yang bersifat prediktif di atas benar atau tidak, semuanya yang menentukan Tuhan Yang Maha Kuasa dan KPUD Busel. Artinya siapapun bakal calon yang siap menjadi kepala daerah berpotensi dicalonkan dalam kontestasi Pilkada Busel kedepannya.

Ada ungkapan yang terkenal dalam dunia politik bahwa “politik tidak ada yang pasti, tidak ada teman atau lawan sejati, tidak ada yang kekal karena kekekalan hanyalah kepentingan itu sendiri”. Jadi arah kekuatan politik akan tergantung deal-deal para pemain politik.




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...