Langsung ke konten utama

REINVENTING GOVERNMENT (PEMERINTAHAN WIRAUSAHA) TATANAN MENGUBAH SIFAT PEGAWAI *Darmin Hasirun*



Istilah pemerintahan wirausaha – mungkin mengejutkan banyak pembaca, yang berpikir bahwa wirausahawan semata-mata adalah pria atau wanita yang menjalankan bisnis. Tetapi arti sebenarnya dari kata wirausaha (entrepreneur) jauh lebih luas. Kata ini diciptakan oleh ahli eknomi berkebangsaan Perancis, J.B. Say, sekitar tahun 1800. “Wirausaha” tulis Say, “memindahkan berbagai sumber ekonomi dari suatu wilayah dengan produktivitas lebih tinggi dan hasil yang lebih besar.” Dengan kata lain, seorang wirausahawan menggunakan sumber daya dengan cara baru untuk memaksimalkan produktivitas dan efektivitas. (David Osborne dan Ted Gaebler,2003).

Menurut penulis, pemerintahan wirausaha tidak mesti mengubah wajah birokrasi pemerintahan menjadi badan usaha swasta. Tetapi prinsip-prinsip dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam organisasi harus lebih mengutamakan pada nilai-nilai yang telah dipakai dalam dunia usaha. Contoh:

1.    Dalam dunia usaha menganggap pelanggan adalah layaknya raja yang harus dihormati, dihargai, diberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Begitupula dengan organisasi pemerintahan yang masih lambat dalam pelayanan maka seharusnya lebih cepat melayani. Masih menganggap masyarakat sebagai biang pengaduan dan permasalahan, maka harus dibalik menjadi biang kinerja yang baik dan membantu dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang datang dari masyarakat secara akurat dan terpecaya, begitupula minset (cara berpikir) pegawai menganggap masyarakat layaknya raja yang selalu dilayani dengan baik karena pegawai negeri merupakan abdi (pelayan) masyarakat dan abdi negara, dalam istilah keraton “Abdi Dalem” (pegawai dalam pemerintahan) yang menganggap masyarakat sebagai bagian dari suksesnya pemerintahan.

2.    Dunia usaha dikenal dengan prinsip hemat anggaran dan tepat anggaran. Hemat tidak mesti diartikan masih adanya sisa anggaran setiap tahunnya (silpa) tetapi hemat merupakan upaya mengeluarkan / menggunakan anggaran dengan tidak boros yang dapat memberikan konsekuensi terhadap kinerja birokrasi setiap tahunnya. Tepat anggaran merupakan penggunaan anggaran secara efektif sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan organisasi.
Birokrasi pemerintahan harusnya menggunakan prinsip hemat dan tepat anggaran sehingga dapat dikontrol belanja pembangunan dan pegawai sesuai dengan proporsi kebutuhan masing-masing, dan bukan berdasarkan keinginan hawa nafsu pimpinan tetapi berdasarkan kebutuhan organisasi yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3.    Dalam dunia usaha kita mengenal tenaga kerja yang harus memanfaatkan waktu dengan baik, disiplin, kualitas sumber daya yang baik, dan jumlah sumber daya yang efisien (tidak banyak). Di dunia birokrasi pemerintahan, kita mengenal keterlambatan pegawai karena “pegawai malas dan pegawai rajin sama besaran gajinya” tidak kurang dan tidak lebih. Hingga mengakibatkan cara berpikir pegawai hanya suka membanding-bandingkan antara pegawai satu dengan lainnya tetapi disiplin dalam kerja tidak dijalankan hanya alasan rekan kerjanya malas. Disinilah dibutuhkan ketegasan pimpinan (bukan kemarahan pimpinan). Ketegasan pimpinan sangat diperlukan dalam mengatur bawahan yang malas bekerja, sehingga semua pegawai harus sama-sama rajin, ketegasan pimpinan merupakan simbol kewibawaan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.

Penempatan sumber daya pegawai dengan tepat sesuai dengan bidang dan keilmuannya sehingga tidak menjadi racun atau benalu dalam organisasi yang hanya datang, duduk, cerita, pulang dan pas gajian ramai-ramai kepung bendahara (cara berpikir yang salah). Pegawai diharuskan terus menerus meningkatkan kemampuan dalam bidangnya dengan banyak cara diantaranya memahami tugas pokok dan fungsinya, mempelajari literatur tentang pemerintahan yang baik, pelayanan yang baik, dan bidang yang ditekuninya, antusias dan disiplin dalam mengikuti pendidikan maupun pelatihan, dan selalu memikirkan kreatifitas dan inovasi baru dalam organisasi, hal ini dapat tercipta jikalau pimpinan memberikan kebebasan kepada bawahannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Begitupula dengan jumlah pegawai yang terlalu banyak hingga menimbulkan kegemukan birokrasi “ibarat orang gemuk susah jalannya” maka wajib dilangsingkan atau dirampingnya sehingga birokrasi berjalan dan berlari dengan cepat yang tepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL DARMIN HASIRUN

  CURRICULUM VITAE     CURRICULUM VITAE   Nama Lengkap   Darmin Hasirun, S.Sos., M.Si . Tempat Tanggal Lahir   Bone-Bone, 10 Juli 1985 Jenis Kelamin   Laki-Laki (L) Pekerjaan   Dosen Agama   Islam Alamat   Lorong Hatibi, Kelurahan Tanganapada, Kecamatan Murhum Kota Baubau , Provinsi Sulawesi Tenggara . Hobi   Membaca, Meneliti, Menulis, Mengajar, Traveling dan dan Diskusi Alamat Email (Pribadi)           darmin.hasirun@gmail.com Kontak Person   0852 1370 8268   Riwayat Pendidikan dan Karya Ilmiah Jenjang Pendidikan Nama Institusi / Program Studi Tahu...

HANYA HITUNGAN JAM KAWASAN ELIT LOS ANGELES RATA DENGAN TANAH

Berita mengejutkan datang dari negeri Paman Sam Amerika Serikat tepatnya di kawasan elit Los Angeles Distrik Pacific Palisades, Negara Bagian California dilanda kebakaran sangat besar dan sulit dipadamkan (Selasa pagi, 7 Januari 2025). Angin Santa Ana yang sangat kuat dengan kecepatan hingga 129 km/jam terus menggila mendorong api melahap setiap bangunan dan sarana yang dilewatinya, ditambah kekeringan yang berkepanjangan serta rumah-rumah elit yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar menjadikan kebakaran kian menyebar dengan sangat cepat, bahkan para petugas kebakaran tidak mampu mengatasinya. Kebakaran hebat ini mengakibatkan Los Angeles rata dengan tanah, lebih dari 10.000 bangunan perumahan, fasilitas bisnis dan sarana lainnya bah hilang ditelan bumi. Dilansir di website Kompas.com dengan judul berita “Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Termahal di AS, Kerugian Sudah Mencapai Rp.2.121 Triliun” (11/01/2025), bahkan pada situs berita Sindonews.com menulis tajuk...

FIPH MENYELENGGARAKAN TALKSHOW “PEMBATASAN DISTRIBUSI BBM BERSUBSIDI, SIAPA YANG DIUNTUNGKAN?”

  Maraknya aksi penimbunan BBM, monopoli pembeliannya, permainan harga BBM bersubsidi, antrian panjang hingga berdampak pada konsumsi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Kondisi seperti ini menimbulkan banyak keluhan masyarakat terhadap manajemen pendistribusian BBM bersubsidi. Disisi lain BBM bersubsidi yang seharusnya dirasakan langsung masyarakat miskin dengan   harga yang terjangkau tetapi fakta di lapangan menunjukan sebaliknya yaitu BBM bersubsidi malah dimonopoli oleh para pengecer dengan menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi agar dapat menampung BBM dalam jumlah besar. Para pengecer ini yang notabene tidak mempunyai izin usaha resmi terkait penjualan BBM bersubsidi terkesan kurang diawasi oleh pihak Pertamina maupun Kepolisian. Hal ini diduga ada permainan antara pihak SPBU dan para pengecer yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat lain. Alhasil banyak Pertalite dalam bentuk botolan dijual bebas sepanjang jalan den...